Orang selalu
menilai orang lainnya dari fisik. Entah kenapa. Sekalipun itu orang yang baik.
Orang yang selalu bilang ke temen-temennya
“Hey,kita gak boleh loh liat orang
dari fisiknya aja !”.
Tapi setelah ada orang yang bermuka hampir serupa dengan
kadal air mendekati dia. Dia bilang ke temennya
“Eh udah mau ujan,pindah yuk..”.
Padahal kejadian itu di perpus.
Banyak mungkin
kejadian yang hampir sama. Tapi yang jelas fisik mungkin merupakan hal yang
dinilai pertama,kedua harta,ketiga keturunan. Itulah anggapan manusia. Berbeda
dengan tuhan yang
menganggap kita semua sama #lagibener. Padahal menurut
gue,kita gak berhak menilai orang dari fisik. Karena nilai fisika kita saja
mayoritas masih jelek. Seharusnya kita menilai seseorang dengan cara pelajaran
yang kita nilainya bagus. Seni rupa misalnya. Jadi,kalau ada orang jelek lewat.
Kita gak boleh bilang “Ih mukanya aneh ya,kayak sapi lagi ngeden..” . Tapi
dengan bahasa yang lebih berseni seperti “Wih,wajahnya abstrak sekali yaa..
Ngukirnya pake kuku tangan nih..”
Gue sendiri bukan
orang yang ganteng (survey terakhir, sepuluh dari sembilan orang bilang begitu.
) Gue lebih bersyukur dengan keadaan wajah mentok standar ini (dengan dua kali
remedial). Karena jika gue ganteng,mungkin gue akan gak terkontrol. Gue mungkin
akan mengalahkan kegantengan Justin Bieber. Selena Gomez nanti jadi lebih
memilih gue. Akhirnya Justin Bieber galau,dan minum jamu kuat melebihi dosis.
Akhirnya dia ditemukan tewas dengan mulut berbuih di warung jamu terdekat.
Tragis. Mungkin masih banyak lagi yang akan bunuh diri kalau gue ganteng.
Makanya sekali lagi,gue bersyukur.
Tapi walau
begitu,gue masih punya kelebihan fisik. Ya,walaupun kelebihannya bukan bisa
tidur sambil kayang. Tapi gue punya hal yang yang lebih tebal dari punya orang
lain. Yaitu alis gue. Awalnya gue gak menyadari kalau alis gue tergolong
tebal,gue baru sadar setelah beberapa ekor kecoa mulai bersarang di dalamnya.
Gue juga baru sadar kalau gue lagi botak,gue mirip sama kartun HageMaru.
Kayak gini kalau gue botak. |
Kejadian awal gue
tau alis gue tebel yaitu waktu ngumpul bareng keluarga besar. Keluarga dari
bapak gue suka ngumpul kalau lagi ada acara. Kayak arisan, syukuran rumah baru,
atau ada yang lagi sunat (yang pertama atau yang kesekian kalinya). Waktu itu
keluarga besar gue lagi ngumpul karena ada acara arisan. Entah kenapa arisan
sangat identik dengan ibu-ibu yang membanggakan anak mereka. Gue inget temen
ibu gue pernah bilang ke ibu gue dan temen arisan lainnya
“Bu,tau gak? Si Rizky itu juara 1 kemarin..” .
Lalu semua ibu-ibu
termasuk ibu gue bilang
“Wah selamat ya bu.. (dalam hati mungkin “Norak banget nih
orang”).
Tapi bener,yang diomongin ibunya temen gue itu lebay banget.
Iyasih si Rizky itu juara 1. Tapi dia ketinggalan satu kata. Rizky itu juara HARAPAN
1. Satu kata sangat bermakna kayaknya.
Balik lagi ke
acara arisan tadi. Seperti biasa orang yang baru datang,gue salaman ke semua
orang yang ada di rumah. Dari yang udah tua,seumuran,sampe ke yang masih kecil
(bukan semut). Tangan gue hampir keram di tengah perjalanan menyalami seluruh
keluarga gue. Untungnya ada paramedis. Gue di gotong ke pinggir rumah.
Disemprot cairan anti keram. Lalu gue melanjutkan salaman setelah wasit meniup
pluit (?). Oke skip. Sampai ke salaman sama bibi atau yang gue suka panggil
“bude” (dalam bahasa jawa,itu panggilan untuk kakak dari ibu/ayah kita). Gue
salaman. Entah kenapa dia bilang.
“Wih,ini mas Farhan. Alisnya makin tebel. “.
Mendengar itu,gue coba ngecek ngeliat alis gue,tapi susah.
Tapi gue seneng. Karena mungkin gue akan mirip dengan artis yang beralis
tebal,kayak Vidi Aldiano atau semacamnya. Tapi bude gue ngelanjutin
“Iya ya.. tebel banget. Jadi kayak Shinchan kamu,hahahaha”.
Kampret, masa kayak gini? -_- |
Seisi ruangan tertawa. Gue gondok. Gue lari nyari garam
beryodium di dapur buat ngilangin gondok gue. Gue malah dibilang mirip
Shinchan. Ya,bukan salah gue juga sih waktu itu rambut gue lagi botak alias “deodorant
style”.
Setelah kejadian
itu,gue menyadari kalau gue punya alis yang tergolong tebal. Gue pun mencari
apa kelebihan dari alis yang tebal ini. Gue pernah kepikiran untuk bikin
permadani dari rajutan alis gue. Tapi permadaninya belum jadi,gue udah bisa
liat tuyul (alis gue botak). Akhirnya gue menggunakan alis gue untuk hal-hal
yang ringan aja. Kayak menyapu lantai, melukis, dan menyemir sepatu. Pengganti
kuas gitu.
Intinya gue
sangat bersyukur punya alis yang lumayan tebel ini. Keren aja,bisa dibuat
percobaan macem-macem. Percobaan terakhir gue membiakan belalang sembah di alis
gue. Tapi gagal karena gue lupa belalang sembah bisa bikin mata gue kecolok
sama tangannya. Alis gue juga bisa membuat mata gue terlindung dari keringet
yang menetes dari jidat. Karena tebal,kapasitas menahan airnya cukup tinggi.
Kira-kira dua liter lah. Makanya kalau lagi keringetan,gue pasti ngerasa berat di
mata bagian atas.
Itu sih kelebihan gue (yang gak banget) . Kelebihan lo apa?
Salam Crispy ^^
wah pengen buat postingan berantai kayak gini juga, tapi gak pernah sempet _-_
BalasHapus