Ya gue tau mungkin lu akan bilang kalo gue bullshit soal mau bikin postingan tiap
hari kayak jurnal gitu. Tapi tunggu dulu,gue mau ngejelasin ehm.. *benerin
kerah*. Pertama,gue bukan kotoran kerbau (bullshit secara harfiah). Kedua,gue
lagi seperti kuda yang dikejar deadline buat
nganterin majikannya pergi ke tiga puluh tiga provinsi di Indonesia. Bedanya
gue berkaki dua dan gak berbunyi “hyeaaa..”.
Gue lagi dikejar
deadline bikin laporan prakerin. Laporan tentang apa aja yang udah gue
lakuin di institusi tempat gue melaksanakan prakerin. Tentu gak semuanya gue
tulis. Hanya yang berkenaan
dengan analisis kimia. Kalau semuanya gue tulis.
Maka laporan gue kebanyakan isinya adalah Tidur,maen internet,atau main
internet sambil tiduran di meja lab. Engga,gak segitunya sih. Tapi jujur gue
kebanyakan nganggur di tempat prakerin.
Karena deadline itu,gue
putuskan untuk gak nulis blog dulu. Gue lebih mementingkan menulis laporan yang
menjadi syarat kelulusan gue (sori ya blog..). Hal ini juga menghindari
terjadinya kesalahan dalam menulis apabila gue nulis laporan dan blog secara
bersamaan. Nanti di blog gue jadi ada penjelasan tentang senyawa kimia dan
metode praktek. Sedangkan di laporan gue jadi ada cerita gimana gue mencoba air
keran tempat prakerin yang katanya bisa diminum (dan bisa bikin sakit perut
tiga hari).
Alhamdulillah laporan gue selesai. Sebelum laporan
dinyatakan selesai. Laporan harus diperiksa oleh pembimbing institusi maupun
sekolah. Waktu nyerahin laporan ke pembimbing institusi gue rada deg – degan
gitu. Takut kalau gue salah tulis. Pembimbing gue malah bilang.
“APA?? kamu minum air keran di lab? di lab kan gak boleh
makan dan minum !!”.
“Kalau saya minum air keran di jamban belakang bu?” tanya
gue.
“itu baru boleh !”.
Tapi untungnya gue udah periksa dulu tuh laporan sebelum gue kasih ke dia. Hasilnya
bagus. Dia setuju sama laporan gue. Katanya ada yang dia benerin sedikit.
Yaampun,baik bener dia mau benerin laporan gue. Emang the best tuh pembimbing
gue.
Tiba gilirannya gue nyerahin laporan gue ke pembimbing sekolah. Kampretnya,dia gak
mau bentuk softcopy atau masih dalam
bentuk pdf gitu. Dia mau langsung di print. Dan kalau terjadi kesalahan.
Berarti uang jajan gue jadi kesunat buat nyetak laporan doang. Yang tadinya
makan somay sepiring,jadi setengah piring. Yang tadinya makan baso bulet. Jadi
setengah bulet. Miris.
Kekampretan belum berhenti sampe situ. Ternyata prasangka
kampret gue bener. Pembimbing sekolah gue ada yang gak setuju dengan beberapa
isi di laporan gue. Jadinya,gue harus revisi dan itu artinya CETAK ULANG. Atau dalam frase yang lain
adalah UANG JAJAN GUE JADI SETARA DENGAN
ANAK SD YANG MAKAN GULALI AJA UDAH SENENG. Tapi gue gak bisa berbuat apa –
apa. Hal itu terjadi. Gue revisi dan nyetak laporan ulang. Untungnya pembimbing
sekolah gue termasuk baik. Gue hanya disuruh revisi sekali. Temen gue ada yang
udah di revisi empat kali tapi belum di setujui. Itu udah kayak orang ngeden
empat kali tapi gak keluar – keluar (ih..). Revisi empat kali juga membuat dia
harus nyetak laporan sebanyak empat kali. Laporannya juga bisa dibilang tebel.
Dari hal itu,gue bisa menyimpulkan. UANG
JAJANNYA SETARA DENGAN ANAK SMK KIMIA ANALISIS YANG UDAH REVISI EMPAT KALI TAPI
BELUM DI SETUJUI (ya,emang iya kampret).
Selesai dengan laporan. Gue mulai bersiap untuk melawan
monster yang sebenarnya. Kalau di game mungkin akan dibilang BOSS FIGHT. Yaitu ujian lisan prakerin
atau kadang ada yang mendramatisasi dengan menyebutnya sebagai sidang
kelulusan. Gue lebih memilih itu disebut sebagai ujian lisan. Soalnya berarti
yang diuji hanya lisan kita. Bukan otak. Jadi kalau ditanya tentang kimia
analisis dan gue lupa. Gue tinggal jawab sok ide aja. Yang penting lisan gue
berfungsi dengan baik (ngawur tingkat bis tingkat.).
Lagian kalau disebut “Sidang ”. Berasa serem gitu. Gue
takutnya sebelum gue masuk ruangan sidang. Tiba – tiba ada yang menyerbu gue.
Ada yang bawa mik,bawa kamera,bawa rekorder dan semacamnya.
“Apakah bapak siap untuk di sidang hari ini?”
“Apakah bapak mendapatkan aliran dana korupsi?”
“Apakah bapak melakukan praktek pencucian uang?”
(Kampret kenapa jadi kayak sidang koruptor gini). Gue bukan koruptor woy (amit amit). Gue Cuma
calon analis kimia yang berharap lulus dengan mudah (contoh : Saat sidang tiba
– tiba penguji khilaf dan bilang “anak ini tidak perlu ditanya lagi. Luluskan
dia sekarang !”). Gue gak pernah dapet aliran dana. Aliran yang sering gue
terima mah aliran air waktu cuci tangan atau mandi. Kadang juga aliran listrik
pas nyabut saklar dan lupa kalau kepala masih bershampoo. Gue juga gak pernah
praktek apa tuh? Pencucian uang? Nyuci motor aja gue jarang. Pernah sih gue
melakukan “pencucian uang” sekali. Waktu itu ada uang goceng di celana gue yang
gue lupa ambil dan gak sengaja kecuci. Uangnya jadi basah. Tapi wajah Imam
Bondjol di uangnya juga jadi bersih gitu. Jenggotnya lurus kayak abis di
rebonding. Tapi sekali lagi. Gue gak sengaja. Jangan tangkap saya KPK ! #lebay
#efeksinetron
Alhamdulillah. BOSS
FIGHT itu gue lewati dengan mulus. Awalnya gue rada deg – degan gitu. Kayak
ada parpol lagi kampanye di jantung gue. Soalnya gue dapet giliran terakhir.
Sekitar jam tiga-an. Gue takut belum masuk ruangan. Hal yang gue pelajarin udah
pada nguap duluan. Untuk menghindari itu,gue selalu nutupin kepala gue pake
tangan (biar pelajarannya gak nguap gitu. #ngawur).
Yang pertama masuk ruangan adalah Nanda. Teman se-prakerin
gue yang penampilannya tomboy. (sedangkan gue berpenampilan seperti Tomcat).
Dia awalnya juga deg – degan. Tapi gue gak berani nanya “ada parpol yang lagi
kampanye di jantung lu nan?”. Gue takut digampar.
Yang kedua adalah caca atau dipanggil cacuk. Dia masuk
sekitar jam dua-an. Uhh,gue harus menunggu lama dan sendirian di luar. Karena
Nanda udah pulang, Sementara cacuk lagi diuji. Gue akhinya nunggu di
pojokan,baca buku, sambil nutupin kepala gue (tetep. Biar gak nguap ilmunya. #masihngawur).
Waktu gue nunggu cacuk, gue melihat ke ruang sidang. Gue
pengen tahu (kepo) apa aja yang dilakuin di ruang sidang. Apa ada
pengacara,hakim atau ayu ting ting? Ternyata engga. Tapi setelah gue kepo
ngeliatin sidangnya cacuk dan kembali ke pojokan. Tiba- tiba salah satu penguji
keluar dan negur gue.
“Bang mau ngambil piring somay ya?” eh salah,maksud gue..
“Kamu jangan ngeliatin depan pintu gitu. Saya aja gak
konsen,apa lagi dia(cacuk) !”
“Iya bu.” Gue hanya mengangguk.
Sebelum sidang dan gue malah dapet hal yang bikin gue shock. Perasaan banyak yang “nengok”
ruang sidang. Tapi kenapa gue yang kena? Ibu kenapa aku berbeda?
#korbansinetron. Atau mungkin sebenernya kata – kata “gak konsen” udah termasuk
kata yang sopan. Padahal sebenernya ibu penguji itu pengen bilang
“Kamu jangan ngeliatin depan pintu gitu. Saya kira
penampakan siang hari.” Mungkin sih. Soalnya waktu gue deg – degan muka gue
rada serem. Beda dengan muka gue kalau lagi tenang. Serem banget.
Tiba giliran gue masuk. Gue udah deg – degan. Tapi gapapa
itu tandanya gue masih punya jantung. Gue baca bismillah dan mulai presentasi.
Ternyata beda banget yang diomongkan orang – orang soal sidang. GAK SEREM SAMA SEKALI. Waktu sesi
pertanyaan oleh penguji gue dikasih pertanyaan yang simpel dan alhamdulillah
gue bisa jawab. Tapi ada satu pertanyaan yang gue gak bisa jawab.
“Farhan,kamu tahu bagaimana mengkalibrasi alat
spektrofotometer?”
“Hmm,kalau absorbansi dengan holmium,panjang gelombang
dengan CuSO4 dan K2Cr2O7,dan untuk kesalahan transmisi dengan NaCl.” (Gue
jawab,padahal sok ide haha)
“Oke,kalau limit deteksi?”
“Emm pake deret standar yang paling pekat bu.” (Sumpah, ini
jawaban salah. Gue udah sok ide secara double
kill)
“Oke,gimana caranya?”
Karena gue udah dua kali sok ide. Gue takut saat ketiga
kalinya gue sok ide. Tiba – tiba penguji itu bilang “Selamat. Kamu sudah sok
ide sebanyak tiga kali. Kamu langsung lulus. Tapi dapat ijazah SMA biasa.” Ah
kampret. Akhirnya gue jawab jujur (untuk kali ini)
“Saya lupa bu..”
Hening. Ruang sidang jadi hening seketika. Gue berharap ada
pengacara yang bisa membela gue dan bilang “Iya bu,dia memang punya penyakit
lupa sejak lahir. Waktu bayi saja dia lupa bagaimana lirik menangis dengan
benar..”. Keheningan mulai kembali riuh saat penguji yang bertanya itu bilang.
“Oke,saya juga lupa. Dari tadi teh kamu ngomong saya iya iya
aja.”. Oke, gue cuman bilang makasih kepada penguji itu. Kita lupa disaat yang
bersamaan. Untungnya kita lupa tentang kalibrasi spektrofotometer. Bukan lupa
bagaimana caranya bernafas dengan benar. Dihirup dulu,atau dibuang dulu?(krik)
Hari itu selesai. Sidang gue selesai. Gue mendapatkan
selamat dari penguji. Huaaa,gue udah jadi setengah alumni (kata temen sih
gitu). Gue bingung maksudnya “setengah alumni” itu apa. Apa kalo ke sekolah gue
harus pake baju bebas tapi celana masih seragam? Gue gak ngerti.
Karena sidang gue udah selesai. Mudah – mudahan gue bisa
bikin postingan tiap hari deh. Amiin ^^ Salam Crispy.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Garing kan? Yuk, kata - katain si penjual krispi biar dia males nulis garing lagi. Silahkan isi di kolom komentar.