30 Nov 2013

Waterbender Story : " Hari yang Tak Biasa"

     Minggu ini berlangsung baik. Gue baik. Hasil analisis baik. Pembimbing-pembimbing gue juga makin baik. Di tempat gue PKL ada lima pembimbing utama. Dari bagian produksi tentunya. Karena gue di bagian Laboratorium yang berada langsung di bawah bidang produksi. Di laboratorium ini gue mengontrol kualitas air hasil produksi,air baku yang akan diolah,ataupun yang sudah didistribusikan alias di rumah warga.
    
     Minggu ini gue mengerjakan penetapan yang sama seperti biasanya. Tiap hari begitu. Namun ada yang lain di hari Kamis minggu ini. Awalnya hari ini berlangsung biasa. Karena hari ini sampel datang. Gue pun senang. Senang karena ada yang bisa dikerjakan selain nonton infotainment yang isinya adu tinju pengacara sama anak musisi. Gue bisa menggunakan waktu gue lebih bermanfaat. Mengerjakan sampel menurut gue termasuk hal yang bermanfaat. Karena hal itu dapat membantu perusahaan mendapatkan data tentang kelayakan air yang mereka produksi.
     Hari itu ada sampel. Gue membagi tugas dengan temen-temen gue di Lab. Gue kebagian ngerjain volumetri. Menitar. Gue seneng banget menitar. Karena gerakannya sama kayak ngolesin roll on ke ketek. Gampang banget. Dulu waktu praktek di sekolah saat kelas 11. Gue sangat cepat dalam menitar. Selain asyik,menitar bagi gue pekerjaan yang unik. Ada banyak jenis-jenis cara menitar. Penitaran langsung,tidak langsung,dan back titration. Back Titration itu maksudnya titrasi kembali kelebihan pereaksi yang ditambahkan *gaya bicara seperti sarjana*. Sebelum gue tau arti back titration sebelumnya. Gue kira artinya titrasi gaya punggung. Titrasi dengan menghadap belakang. Tapi gue salah.
     Gue menitar dengan penuh hasrat. Sampel gue ambil dengan penuh semangat. Sampe tumpeh-tumpeh akhirnya *gaya jupe*. Setelah sampel gue siap. Gue siap. Buret siap. Gue pun menitar. Semua berlangsung biasa sampai pada waktu jam hampir menunjukan pukul 11.30 tiba-tiba salah satu pembimbing gue masuk ke ruangan. Namanya bu Tika. Dia alumni sekolah gue juga. Wih,gue bangga banget ada pengendali air yang berasal dari sekolah yang sama kayak gue. Sekolah yang jumlah murid yang gak kena remednya perlu dipelihara di penangkaran. Karena langka. Dari cerita pembimbing yang lain. Bu Tika merupakan mantan atlit panahan. Olahraga yang menggunakan busur dan panah. Gue tambah bangga. Selain pengendali (kualitas) air. Bu Tika juga pandai memanah. Mungkin suatu saat dia akan memanah di dalam air. Mungkin.
     Bu Tika juga banyak mengenal guru gue di sekolah. Dia seangkatan dengan mereka katanya. Berbeda dengan mereka yang masih bergelut di bidang pelajaran bikin otak teroksidasi (baca : kimia) bu Tika memilih jalur olahraga yang bagi dia lebih menggunakan kreatifitas dari pada rumusifitas. *oke maksa*.
     Bu Tika masuk ke ruangan Lab. Memecahkan suasana yang tadinya sunyi. Tapi tidak sampai memecahkan seluruh tabung reaksi tentunya.

     "Udah selesai analisisnya?"
     "Udah bu. Tinggal satu parameter lagi"
     "Oke,siap-siap ya.."

      Kata "siap-siap" di kalimat bu Tika membuat rancu. Karena kata "siap-siap" bisa membuat senang ataupun tragis. Senang apabila nantinya dilanjutkan "siap-siap ya kalian mau dikasih gaji bulanan". Ini ngarep mode on. Atau bisa berakhir tragis kalau dilanjutkan "siap-siap ya kalian mau di test sama kepala produksi". Gue langsung keringet dingin kalo gitu. Karena rancu akhirnya gue pun bertanya.

     "siap-siap apa ya bu?" *ekspresi pembantu*
     "Siap-siap.. kita mau makan di luar.. ayo"

     Mendengar kata yang keluar dari mulut bu Tika itu gue menjadi tenang dan senang. Tadinya saking senengnya gue hampir joged "berhasil" ala Dora the explorer. Tapi gak jadi karena gue takut ditimpuk erlenmeyer sama temen gue. Akhirnya dengan sok cool gue menjawab.

     "Oke bu. Sebentar lagi. Kita siap-siap dulu" *gaya sok cool* padahal perut sudah mulai berdisko.

     Gue dan teman-teman gue bersiap. Merapikan jas lab dan erlenmeyer yang berisi sampel untuk penetapan yang tinggal satu parameter lagi. Gue dan temen-temen gue bertanya mengapa ini terjadi. Tidak biasanya gue diajak makan diluar.
     Gue dan kedua temen gue menuju lobi. Disana udah ada mobil bu Tika. Yang berisi bu Tika,dan dua pembimbing gue yang lain. Yaitu bu Dinda dan pak Deni. Mereka sudah siap. Gue dan kedua teman gue pun siap. Kita makan diluar. Gue naik mobil seperti orang yang akan diculik. Entah akan dibawa ke mana. Tapi gue menurut saja. Perut ini sudah meronta.
     Mobil pun berangkat. Meninggalkan kantor dan menuju jalan raya. Awalnya gue gak tau ini akan mengarah kemana. Tapi perlahan gue mulai tau ini menuju daerah Bellanova Sentul. Perjalanan cukup cepat. Kurang dari 30 menit sudah sampai bellanova Sentul. Bukan karena jaraknya dekat atau kita pakai teknik Jumper. Tapi karena bu Tika membawa mobil persis di film "Fast and Furious". Gue yang didalamnya mungkin seperti figuran yang gak sengaja terbawa saat syuting balapan.
     Sampai di Bellanova. Semua turun dari mobil. Gue dan kedua teman gue agak canggung karena hari itu gue harus pergi ke Mall dengan baju batik sekolahan. Gaya gue persis bapak-bapak yangmau dateng ke kondangan sunat. Karena tujuan kita hari itu makan. Maka kita menuju foodcourt. Kalau tujuan hari itu bermain golf. Mungkin akan menuju golfcourt. Sesampainya di foodcourt bu Tika bertanya kepada gue dan kedua temen gue.

     " pada mau makan apa?"

     Gue bingung menjawab apa. Hanya senyum-senyum. Padahal dalem hati sudah berkata "Makan apa ajaa boleeehh.. yang penting okeee".

     "Terserah ibu aja deh"
     " Yaudah pesen aja"

     Mendengar kata "Yaudah pesen aja". Naluri predator gue bergejolak. Dengan brutal gue memilih makanan yang akan gue makan. Gue seleksi dari namanya (keren atau tidak),dari banyaknya pengunjung yang beli, dan dari kecantikan mba-mba yang jual. Setelah proses seleksi. Gue memilih nasi goreng. Standard memang. Tapi gue pilih ini karena bingung. Akhirnya gue ikut-ikutan temen gue aja. Minumnya juga sama dengan temen gue. Jus mangga. Padahal gue gak pernah suka jus. Tapi karena dibayarin. Semua berasa enak.
     Hari itu berlangsung senang. Senang dan kenyang tentunya. Hanya satu harapan gue. Semoga hal yang tidak biasa ini. Terus berlangsung dan menjadi biasa. Semoga.

1 komentar:

Garing kan? Yuk, kata - katain si penjual krispi biar dia males nulis garing lagi. Silahkan isi di kolom komentar.

Penikmat Crispy

Pemakan Crispy

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...