Note Crispy: Hari Kedua : "Jadi,Hobi Gue Apa?"

Kalau berbicara soal hobi. Gue selalu bingung saat menjawab pertanyaan “Hobi lu apa?”. Karena setahu gue hobi merupakan suatu hal yang kita sering melakukannya dan kita suka saat melakukannya. Pertanyaannya, gue sering melakukan apa? Gue sering bernafas. Tapi jelas itu bukan hobi gue karena gue gak terlalu suka saat melakukannya. Suka berarti kita akan selalu ingat dengan hal yang kita lakukan itu. Sedangkan gue lupa saat kapan pertama kali gue bernafas. Itu pertanda hobi gue bukan bernafas. Pertanyaan yang lain, gue suka melakukan apa? Gue suka saat makan Ciki. Tapi karena memiliki penyakit amandel,gue gak bisa makan ciki banyak dan sering. Maka dari itu,makan ciki bukan hobi gue. Jadi hobi gue apa dong? Kan bingung *pegangan*

Gue mencari-cari apa itu hobi gue. Mencoba googling di Yahoo atau mencari video di Youtube. Tapi tidak ada. Gue masih bingung dengan hobi gue apa. Kebingungan hobi ini bukan terjadi saat ini aja. Dulu waktu SD kelas 3 gue pernah disuguhi pertanyaan yang sama oleh ibu guru gue. “”Hobi kamu apa han?”. Gue langsung panik. Kelas yang tadinya ramai seolah tinggal gue dan guru gue di ruangan itu. Akhirnya gue terpaksa menjawab “Emm. Main sepak bola bu..” . Gue menjawab itu karena kemarin sore gue “baru bisa” menendang bola dengan benar. Karena udah bisa menendang dengan benar. Gue jadi diajak main bola sama temen gue. Dari situlah gue beranggapan bahwa hobi gue adalah bermain bola.

Konsekuensi dari ucapan gue ke guru kemarin,gue harus terlihat suka main bola di depan guru gue. Akhirnya saat bermain bola di lapangan sekolah. Gue mulai sok-sok mencari perhatian guru gue. Agar dia tahu bahwa hobi gue memang bermain sepak bola. Dari pura-pura jatuh dan cidera sampai menendang bola sampai kena pagar sekolah,sehingga bunyinya bisa terdengar oleh guru gue. Untuk ukuran anak SD,caper gue udah termasuk high quality.

Tapi pura-pura tetaplah bukan asli. Bahkan pura-pura itu kalo berjalan sangat lambat (eh itu kura-kura yaa). Maka dari itu gue berhenti dari kepura-puraan gue. Gue gak mau main bola lagi. Karena gak ada passion di permainan itu.

Beberapa hari berlalu sejak gue berhenti main bola. Di rumah gue masih kebingungan dengan pertanyaan “Hobi gue apa?”. Pertanyaan yang belum gue temukan kunci jawabannya. Pengen bertanya ke orang tua gue. Tapi pasti mereka akan sotoy dan menjawab “Kamu hobinya belajar aja.. biar pinter.”. Menurut gue orang yang hobinya Belajar termasuk orang yang gak normal. Atau paling engga ,dia mempunyai sisi yang unik. Disaat anak manusia lain senang bermain dan mengasah kreatifitas. Dia malah membaca buku pelajarannya sampai matanya minus seratus (lebay tak). Akhirnya setelah berpikir lumayan keras. Gue berhenti sejenak. Mungkin nantinya hobi gue akan muncul sendiri. Seperti jodoh. Yang namanya hobi gak kemana.

Perkataan gue benar. Yang namanya hobi gak kemana. Pagi hari setelah berpikir keras . Om gue dateng ke rumah dengan membawa beberapa komik Naruto. Gue awalnya acuh,karena dulu gue gak terlalu suka baca komik. Ini semua terjadi karena waktu SD kelas 1 gue pernah beli komik di abang-abang depan sekolah. Tapi isi gambarnya serem-serem banget. Pas gue liat judulnya “Sang Gendruwo”. Pantes. Tapi kali ini gue mencoba membaca komik perlahan demi perlahan. Seru. Imajinasi gue terasa terpacu. Akhirnya kesukaan ini berlanjut. Gue suka baca komik. Ini hobi gue.

Gue mulai sering membaca komik jepang atau lebih dikenal dengan manga. Awalnya gue sering membeli ke toko buku. Tapi karena gue berpikir (dan karena gue orang Padang) membeli komik adalah suatu yang boros. Makanya gue lebih memilih membaca secara online di internet. Toh,sama-sama membaca juga. Kelebihannya gue jadi bisa nyisihin uang jajan gue untuk hal yang lebih berguna. Beli permen misalnya.

Kesukaan gue kepada manga ternyata karena gambarnya yang keren dan beda dari gambar kartun biasanya. Gambar kartun biasanya terkesan biasa dan asal-asalan. Berikut ini bedanya manga dan kartun biasa :

Karena suka sama gambarnya,gue jadi mulai sok-sok an ngegambar. Awalnya gambar gue jelek banget. Mungkin masih kalah bagus sama gambar anak TK yang kena epilepsi. Tapi gue selalu berusaha lebih baik lagi. Tiap hari gue ngegambar. Dimana aja. Di buku tulis sekolah,di uang belanja,bahkan di dinding kamar gue. Tapi beberapa hari kemudian gue ketahuan dan disuruh ngapus gambar gue di dinding kamar. Dan kapan saja. Selagi sempat untuk menggambar. Pasti gue menggambar. Menggambar gue lebih ke iseng. Jadi misalnya lagi di kelas,lagi diterangi tentang rumus matematika yang ribet abis. Gue pasti ngegambar di lebar kosong punya gue atau punya temen gue. Ya,gue juga sering menggambar di buku temen-temen gue. Jadi kalau mereka melihat gambar aneh di buku mereka. Pasti mereka akan tahu dan teriak “Mana faarhaaaan??”.

Menggambar pun jadi hobi gue sekarang. Gambar gue pun mulai agak membaik. Kualitas gambar gue jadi agak mendingan daripada sebelumnya. Kalo dulu gambar gue kalah bagus sama anak TK. Sekarang gue udah lebih bagus. Tapi masih kalah bagus sama gambar anak SD. Tapi anehnya,gue sering diminta temen untuk ngegambarin sesuatu. Misalnya ada tugas. Pasti mereka akan minta tolong gambarin gambarnya. Atau minta gambarin karakter kesukaan mereka. Waktu itu gue pernah gambarin doraemon dan winnie the pooh. Karakter kesukaan temen gue.

Hobi menggambar gue masih gue teruskan hingga sekarang. Sketchbook yang gue habiskan pun sudah ada 2 sketchbook. Tapi gue masih belum bisa menggambar karakter yang bergerak atau berpose. Gue lebih menggambar karakter yang berpose biasa. Tapi gue berniat buat menambah dan mengasah hobi gue menjadi keahlian. Mudah-mudahan bisa. Dan gue yakin bisa. Semoga hobi gue jadi keahlian. Gue pengen banget bisa bikin kartun asli Indonesia. Animasi gitu. Agar Indonesia menjadi kreatif dan gak selalu ngikutin. Semoga gue bisa. Harus. Harus bisa.

Ini gambar-gambar gue. Komen ya dibawah. Ngasih saran juga boleh.