26 Jan 2015

Akhirnya Ada Teman (part II)

     Pagi hari tiba. Gue tau karena ayam jago banyak berkokok di sekitar kamar gue. Kamar gue deket jendela yang mengarah ke samping perkarangan mess. Makanya suara ayam terdengar seperti di pinggir telinga gue.Paruh ayam kayak masuk ke lubang kuping gue #lebay
     Pagi ini beda, gue udah gak sendirian di mess. Gue udah punya tetangga mess. Dua orang jawa asal klaten. Namanya Hendrawan dan Dani. Yang satu rambutnya rapih, yang satu lagi kayak bola sepak. Pagi itu gue jadi inget malam sebelumnya gue tidur di mess sendirian. Gak bisa tidur karena tersugesti kebon di belakang kamar gue. Akhirnya gue dengerin radio pake hedset. Ketiduran sampe pagi, dengan keadaan hedset masih di kuping. Seharian kuping gue jadi rada pending dalam pendengaran.
    
     Gue keluar kamar. Bersiap mandi. Di luar udah ada dua mas klaten ditemani satpam. Bukan mau mandi. Karena gak mungkin mereka mandi bertiga, kecuali memang hobi mereka agak anti mainstream. Gue melihat mas jawa yang rambutnya rapih berpakaian siap kerja dan membawa koper. Berbeda dengan mas jawa yang kepalanya sepi dari rambut. Dia masih pakai celana pendek dan kaos singlet. 

“loh mas, mau kemana masih subuh?” gue nanya

“Saya pagi ini harus ke tangerang mas, saya PKL bagian maintenance di sana” kata mas yang rapih.

Ouh men, kejadian lalu hampir terulang. Orang yang datang hanya menginap sehari lalu pergi ke pabrik di tangerang. Akankah gue jadi sebatang kara lagi di mess ini? (narasi mirip sinetron akhir pekan)

“Kalau masnya (yang botak ini) pergi ke tangerang juga?”

“Enggak mas, saya PKL disini bagian IT”.

Horaay, mendengar itu kegelisahan gue hilang. Ucapan mas jawa yang rambutnya kayak kue moci itu menyejukan hati gue. Rambutnya yang botak nampak gondrong dan gimbal di mata gue sekarang. 

“Oh gitu, bagus deh mas. Jadi nanti pagi berangkat kan?”

“Iya mas, bareng ya..”

“Oke mas..”

    Si mas rapih pergi menggunakan mobil kantor ke Tangerang. Diantar satpam,gue, dan mas Gundul sampai masuk mobil. Pagi itu mungkin berat bagi mas Gundul, karena mas Rapih adalah teman seperantauannya ke Jakarta untuk pertama kali. Tapi mas Rapih harus pergi ke tempat yang berbeda. Gue bisa liat mata mas Gundul yang agak berkaca – kaca dan basah. Dan tentunya masih berbelek karena dia belum sempat cuci muka.
Sudah jam tujuh, gue udah siap berangkat ke kantor. Begitu juga mas Gundul, atau sebaiknya kita sebut saja MG. 

“Ayo mas berangkat..”

“Ayo, sebentar mas saya mau kunci kamar dulu.”

     Setelah MG siap. Kita berdua berangkat ke kantor. Dengan jalan kaki tentunya. Karena jarak kantor dan mess begitu dekat. Lagipula, kita gak punya elang atau naga buat dinaikin. Sepanjang perjalanan gue berbincang dengan MG. Gue jadi tau beberapa hal. MG berasal dari sekolah kejuruan di bidang teknik komputer dan sedang memasuki tahun terakhir. Jadi dia melaksanakan PKL di perusahaan. Sama kayak gue dulu pas di SMAKBo. Bedanya, gue gak sampai merantau jauh. Jarak tempat PKL dan rumah gue bisa ditempuh cuma sekitar lima belas menit. Sedangkan MG sangat jauh dari rumahnya. Sebenernya bisa sih lima belas menit dari rumah dia di Klaten ke kantor di Jakarta, tapi naik apollo. Gue juga tahu kalau MG begitu dekat dengan orang tuanya. Dia bilang 

“kemarin saya telponan sama ibu saya, ngabarin kalau sudah sampai di Jakarta. Sedih mas. Saya ngerasa jauh. Hampir nangis saya.” 

Gue mendengarkan sambil nyiapin tisu. Siap – siap kalau dia nangis beneran dan air matanya nyiprat ke muka gue. Karena asiknya ngobrol, tidak terasa kita sudah di depan gerbang kantor.

Salam Crispy ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Garing kan? Yuk, kata - katain si penjual krispi biar dia males nulis garing lagi. Silahkan isi di kolom komentar.

Penikmat Crispy

Pemakan Crispy

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...