9 Maret 2016, terjadi peristiwa alam yang sangat jarang.
Banyak yang menunggu peristiwa ini. Juga gue yang kelahiran tahun 95 (beneran.
Muka doang yang lebih tua sepuluh tahun) yang notabene belum pernah merasakan
gerhana matahari.
Gue cuma pernah denger dari Bokap. Dulu tahun 1983 pernah
terjadi gerhana matahari total.
“Siang jadi kayak malam. Gelap.”
“Mataharinya ketutup bulan pa?”
“Enggak, papa merem.”
Percakapan diatas hanya guyon belaka. Bokap gue gak bilang
gitu. Dia cuma bilang, siangnya jadi gelap. Gue penasaran dan coba nyari di
yutub. Ada siarannya, waktu itu TV cuma TVRI, Matahari tertutup bulan perlahan,
dan terbuka lagi perlahan pula.
Hari ini peristiwa itu terjadi lagi. Gerhana Matahari akan
gue saksikan. Tapi gue kurang beruntung. Di tempat gue tinggal cuma ada gerhana
matahari parsial. Cuma beberapa kota yang merasakan gerhana matahari total. Seperti
temen gue yang lagi kerja di perusahaan pupuk di Palembang. Dia bias ngerasain
gerhana matahari total.
Tapi dia juga gak beruntung – beruntung amat. Gerhananya
tertutup awan mendung. Banyak fotografer dari amatir sampai yang sudah biasa
foto modol, eh model. Berkumpul di jembatan ampere untuk memotret gerhana. Tapi
apa daya.
“Ah awan menghalangi aja nih!” umpat salah satu fotografer
di akun twitternya.
Semua orang menyalahkan awan tentang kejadian pagi ini. Fenomena
gerhana matahari yang langka ini seketika sirna syahdunya cuma karena awan
mendung.
Gerhana matahari yang urutannya (dari matahari) :
Matahari – Bulan – Bumi
Di Palembang menjadi :
Matahari – Bulan – Awan – Orang pada kesel - Bumi
Gue pun jadi berpikir random tentang gerhana matahari ini.
Pertama, kita harusnya sangat bersyukur memiliki bulan dan
matahari di langit dan pagi yang sama. Kalau dipikir pake khayal (sumpah gue
gak tahu ilmu astronomi). Kalau bulan lagi menghalangi matahari di atas langit
kita. Berarti di belahan bumi yang lain, malamnya gak ada bulan. (iya gak sih?)
Duh kasihan, manusia serigala disana gak bisa berubah. #prayforJacobBlack
Kedua, orang kesal ketika gerhana matahari ini tidak
terlihat karena awan mendung. Kenapa? Sudah jelas jawabannya, gerhana jadi
tidak terlihat. Banyak orang yang sudah menantikan untuk melihat tapi tidak bisa.
Padahal mendung dan gerhana sama sama membuat gelap. Sama
sama mengurangi intensitas cahaya yang jatuh ke Bumi. Namun apa perbedaannya?
Gerhana, terutama gerhana matahari sangat jarang terjadi.
Malahan gue denger gerhana yang ini terjadinya 350 tahun sekali. Itu sama aja
lamanya Belanda jajah Indonesia. Mungkin saat terjadi gerhana berikutnya
Jakarta udah bebas banjir dan Bekasi udah jadi deket.
Kalau mendung, sering banget. Apalagi kalau tinggal di
Bogor, kota hujan. Mendung merupakan sahabat karib. Setiap hari bisa dijumpai.
Tapi begitukah kita dengan sahabat karib? Ketika sesuatu
yang lebih menakjubkan datang, kita jadi berpaling? Ketika sesuatu yang lebih
menyita perhatian, lantas menganggap tidak ada, sahabat karib yang selalu
bersama kita. Tentu tidak.
Lagipula kita sama sama tahu, setiap rantai makanan berujung
kepada tumbuhan. Kita makan tumbuhan, atau kita makan hewan yang memakan
tumbuhan. Tumbuhan memerlukan air. Air yang sangat terbantu distribusinya oleh
Hujan. Bukankah awan mendung pembawa hujan, pembawa kehidupan?
Gerhana matahari berarti tertutupnya matahari. Untung ia Cuma
sebentar, kalau lama? Tumbuhan tidak bisa memproduksi cadangan makanannya, lalu
mati. Menyusul lah rantai makanan berikutnya, hewan lalu manusia.
Jadi, masih kesal dengan mendung saat gerhana?
(anjrit gue bisa bijak siah)
Salam Crispy
Selamat Siang Mas Farhan,
BalasHapusSaya sedang blogwalk dan menemukan blog Mas Farhan.
Saya Soraya dari http://serumah.com.
Saat ini trend berbagi ruangan/roomsharing sangat gencar. Kami berinisiatif untuk membuat situs pencari teman sekamar/roommate agar orang-orang yang ingin menyewa rumah dapat berbagi tempat tinggal dan mengurangi biaya pengeluaran untuk tempat tinggal. Berawal dari ide tersebut, website serumah.com diluncurkan pada awal tahun 2016.
Saat ini saya membutuhkan bantuan anda untuk menuliskan artikel review mengenai serumah.com di situs blog anda. Kami sangat menghargai jika Anda bersedia untuk memberikan review terhadap website kami dan menerbitkannya di blog anda.
Mohon hubungi saya jika ada pertanyaan lebih lanjut. Saya ucapkan terima kasih atas waktu dan kesempatannya.
Soraya F.
Cataga Ltd.
soraya.serumah@gmail.com
http://serumah.com/