11 Nov 2013

Waterbender Story = " Macet dan Sampling "

     Pagi tadi gue bangun tidak seperti biasanya. Biasanya gue bangun nguap,ngelap iler, tidur lagi. Tapi pagi ini beda. Gue bangun,nguap,ngelap iler, tidur lagi,tapi bangun lagi karena sadar kalo hari ini gue PKL untuk pertama kalinya. Ya,hari pertama gue di perusahaan air itu. Gue bergegas ke kamar mandi buat mandi. Karena gue gak bisa mandi di dapur *yaiyalah.
     Gue selalu gak sabar dengan suatu hal yang gue tunggu. PKL termasuk hal yang gue tunggu. Jadi gue gak sabar. Gue ngebayangin gimana asyiknya menjadi pemagang di perusahaan tersebut. Gue gak bakal kehausan kayaknya. Karena ini perusahaan air.
    
     Gue berangkat seperti biasanya. Begitu juga pakaian gue. Gue masih menggunakan seragam kebesaran sekaligus kelusuhan gue. Yaitu seragam sekolah gue yang udah hampir empat tahun gue pake. Yang tadi warnanya krem sekarang berubah jadi krem muda. Itu lah bedanya celana dengan kita. Disaat kita makin tua. Celana warnanya malah semakin muda. Gue pergi dengan naik angkutan umum. Namun sayang hal yang tidak diinginkan terjadi. Si Komo lewat. Macet maksud gue. Macet merupakan hal yang paling menjekelkan di jalanan. Lebih menjengkelkan dari pengamen yang maksa dikasih duit. Macet kadang menuntut orang untuk berkata kasar. Bahkan orang lembut saja bisa ngomong kasar gara-gara macet. Kalo gue boleh sok ide  mengungkapkan teori gue. Sebenernya macet salah kita-kitanya juga. Udah tau macet kenapa gak jalan? itulah penyebab kemacetan. Kita tidak mau maju.
     Setelah melewati macet dengan penuh emosi. Angkot yang gue naikin udah sampe di deket perusahaannya. Gue melihat ke arah jam handphone gue waktu itu. Menunjukan jam setengah delapan kurang lima menit. Karena masuk jam setengah delapan dan gue orang yang setia kawan. Gue menunggu teman-teman gue di depan gerbang. Lima menit,berlalu. Gue mencoba menunggu lebih lama lagi. Gue waktu itu gak ada pulsa. Jadi gak bisa SMS mereka. Lima menit lagi berlalu. Gue udah mulai beruap. Tiba-tiba handphone gue berbunyi. Ada SMS. Isinya : "Han di dalem,di Labnya". Itu dari temen gue yang gue tunggu dari tadi. Gue dongkol. Kayak ikan.
     Setelah membaca SMS dari temen gue itu. Gue sadar gue yang paling telat masuk. Padahal gue sendiri gak suka orang telat. Gue panik. Pas masuk lab gue mengendap-endap seperti maling celana dalam bayi. Gue coba membuka pintu lab secara perlahan. Tampak dua temen gue. Hanya mereka. Gue tenang. "Duh,gue tungguin dari tadi juga di gerbang". "Lagian lu gak SMS gue,untung gue inisiatif SMS lu.." Jawab salah satu temen. " Haha iya pulsa gue abis.."
     Gue langsung pake perlengkapan praktek gue. Seperti tentara yang telat, gue terburu-buru memakainya. Gue hampir salah memakai jas lab dengan kancing di belakang. Setelah siap. Gue bergabung dengan dua temen gue. Gue berbincang tentang apa yang kira-kira kita kerjakan hari ini. Temen gue menebak "Paling kita suruh cuci alat doang". Yang lain "Paling kita bikin pereaksi doang." Gue menambahkan " Paling kita cuma nyalain keran buat yang kerja nyuci doang.". Gue diabaikan. Pembicaraan kita dihentikan oleh kedatangan pembimbing.
    Kita diberi pengarahan sedikit tentang ini-itu nya laboratorium. Setelah tahu kami siap bekerja. Tapi ada satu informasi lagi. Hari ini akan ada sampling ke rumah konsumen. Gue terpilih sebagai pemagang yang ikut sampling. Gue bangga. Padahal gue gak ngerti apa-apa soal sampling
     Gue pergi sampling dengan mobil salah satu pembimbing. Ditemani dua pembimbing lainnya. Cukup asyik. Gue pergi ke rumah-rumah. Meminta seliter air. Gue jadi nambah pengalaman. Banyak watak orang yang berbeda saat dimintai air.
     Ada yang baik. Kalo diminta dia bilang "Oh iya,silahkan ambil saja.. " atau kalo gue minta sambil bergaya lusuh dan baju acak-acakan dia akan bilang " Oh iya,silahkan.. Buat mandi ya?". Ada yang biasa aja,acuh gitu. Kalo diminta airnya,dia bilang " Oh gitu. Hmm.. yaudah ini airnya.. ". Jawabannya simple. Mungkin kalo gue bilang "Mas,boleh minta uang dan mobilnya?" dia bilang "Oh gitu, Hmm.. Yaudah ini uangnya.. ini kunci mobilnya.. disana mobilnya.. Hmm". Ada juga yang pelit dan hati-hati. Kebanyakan dia gak percaya kalo kita cuma mau minta air. Mungkin dia sering mendengar peribahasa "Dikasih air, malah minta hujan (cc : Dikasih hati , malah minta jantung). Saat diminta airnya, dia bilang " Haaah? gak.. gak ada.. gak ada air.. *tutup pintu* *ngintip dikit*". Mungkin kalo yang lebih ekstrem pelitnya dia akan berpura-pura bodoh seperti "Apaa? Air itu apaa? air itu hanya mitoos !!"
     Gue punya pengalaman menarik hari ini yaitu sampling ke konsumen di sekitar daerah Bogor. Sedangkan temen gue yang gue tanya. Mereka hanya duduk selama 7 jam di lab. Mereka kuat.

Message From This Su*k  Story is : Kalo kena macet, sabar aja. Siapa tau abis itu diajak sampling (?)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Garing kan? Yuk, kata - katain si penjual krispi biar dia males nulis garing lagi. Silahkan isi di kolom komentar.

Penikmat Crispy

Pemakan Crispy

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...