Gue bingung di tantangan hari ke delapan ini disuruh menulis “Surat Cinta”. Gue pribadi gak pernah ngirim atau nerima surat cinta. Pernah juga nemu. Ngeliat amplop ada tulisannya “Cinta”. Karena gue tahu itu bukan buat gue dan bukan milik gue. Ya gue kembaliin ke yang punya. Namanya cinta. Kan surat cinta. Jadi Surat yang dimiliki oleh seseorang bernama Cinta (Okesip).
“Aku memang bukan
logam mulia. Tapi aku logam yang feromagnetik. Bisa tertarik dengan mudah
karena melihat kumparan magnet yang melintas di medanku. Kata kias memang
indah. Tapi tak seindah lengkung senyummu. Beberapa hari yang lalu aku melihat
bulan sabit di langit malam yang cerah. Pemandangan itu memantik memori yang
indah. Saat aku dapat melihatmu dikejauhan yang aman. Aman dari ketahuan. Agar
syaraf sadar mu tidak bergetar saat tahu aku melihat tiap gerak dan lengkung
bibirmu. Agar nadimu tidak terpacu saat kau tahu aku terpaku. Diam-diam hatiku
menggumam. Entah berapa lama letup ini ku pendam. Aku takut dia tidak seletup
dulu. Aku takut dia menjadi saru.
Wahai rembulan
yang melengkung. Indahnya senyummu cerminkan nirwana. Indah akhlakmu
refleksikan bidadari surga. Aku ingin melihat dirimu sekali lagi. Walau ku tahu
itu tak boleh. Walau ku tahu aku akan terbakar rindu yang tertoleh. Tapi
tunggu,tunggu sampai aku bawakan nira kepadamu. Ku tak tahu itu kapan. Tapi
bisa jadi esok,lusa,atau disaat letup itu sudah tak tersita.”
Sekian (yang
katanya) surat cinta. Karena gue AntiGalau. Jadi lebih baik sampai sini
saja,jangan diteruskan. Buat kalian yang mau komen tentang surat cinta gue yang
“biasa” atau ngasih saran ke gue bagaimana nulis surat cinta. Bisa komen ya di
bawah. Salam krispy.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Garing kan? Yuk, kata - katain si penjual krispi biar dia males nulis garing lagi. Silahkan isi di kolom komentar.