2 Jan 2014

Hari Kesebelas : "Gue Juga Makan"

     Seperti layaknya mahluk hidup lainnnya,manusia membutuhkan makanan. Manusia membutuhkan makanan untuk asupan energi.  Alhamdulillah,gue juga manusia (terakhir gue cek). Jadi,gue juga
butuh makan. Gue juga harus makan makanan yang bergizi. Supaya gue bisa tumbuh layaknya manusia normal. Tapi terkadang gue gak makan makanan yang bergizi. Kadang gue juga makan Junk Food. Junk artinya sampah. Food artinya makanan. Berarti gue makan sampah. Berarti lambung gue hampir sama dengan tempat sampah. Uhh,mengerikan.
     Junk Food memang tidak sehat. Tapi enak. Gue sampe ketagihan beberapa jenis makanan junk food. Gue ketagihan makan french fries. Namanya agak susah tapi itu cuma segenggam kentang goreng. Anehnya,rasanya begitu enak. Entah bumbu apa yang diberikan di kentang itu. Gue pernah kepikiran untuk berpura-pura menjadi pegawai restoran Junk Food dan diam-diam menyelinap ke dapur,dan melihat cara pembuatannya. Apakah ini memakai kentang asli? Atau selama ini gue makan kentang sintesis yang dibuat dari kaleng sarden? Semua pertanyaan itu terjawab setelah gue mengintip beberapa waktu lalu. Gue melihat cara pembuatannya. Kentang dua kali digoreng,lalu diberi bumbu. Kentangnya juga kentang beneran. Jumlah kentang tiap porsi juga sangat kentang (kena tanggung). Kalau memesan satu porsi kentang goreng gue gak akan bisa kenyang. Itu cuma kayak ngelitikin usus gue doang. Atau bahkan cuma nyelip di gigi. Makanya,gue kalau mesen selalu dua.
     Menu makan gue tiap hari gak beraturan. Gak selalu monoton dan ditentuin seperti orang kaya. Orang kaya biasanya lebih suka makan yang bernuansa “roti”. Pagi makan burger,Siang makan kebab,malam makan tahu roti bakar. Gue lebih ke orang yang makan apa aja yang penting enak di mulut,kenyang di perut,dan harganya enak buat dompet. Beberapa jenis makanan ada yang hanya memenuhi satu kriteria itu. Ada juga keduanya bahkan ketiganya. Tapi gue lebih suka makanan yang memenuhi tiga syarat diatas. Selain irit,memakan makanan yang murah dapat dinikmati dengan tenang. Beda dengan makanan mahal yang tiap suapan berasa “aduh duit gue yang banyak cuma bakal jadi kotoran”.
     Tiga syarat itu kadang terpenuhi,kadang tidak. Kadang ada makanan yang enak,porsinya banyak,tapi harganya membuat isi dompet tinggal KTP dan Foto narsis gue. Ada juga makanan yang murah,rasanya enak,tapi porsinya kayak buat makanan kucing. Gue bukan kucing. Karena kalau ketemu anjing gue gak berantem. Dan yang terakhir,adapula makanan yang murah,porsinya banyak. Tapi rasanya campur aduk. Kayak rasa permen nano-nano campur obat mag.
     Sehari-hari gue makan hal yang udah memenuhi tiga kriteria itu. Berikut ini adalah menu makanan gue tiap harinya. Walau gak selalu itu. Tapi makanan-makanan ini yang sering gue makan tiap hari.

Makan Pagi = Ketoprak
Ketoprak with Kerupuk

     Gue suka makanan ini karena kebetulan di deket rumah gue ada yang jual dan harganya cukup ekonomis. Ketoprak adalah makanan yang berisi lontong,tahu,bihun,tauge,lalu dilumuri saus kacang (atau bahasa biasanya bumbu kacang). Ketoprak biasanya memiliki level kepedasan. Jadi sebenernya bukan keripik yang pertama kali punya level kepedasan. Ketoprak lebih dulu mempunyai itu. Gue biasanya memesan dengan kepedasan yang rata-rata. Biasanya cabenya satu. Itu juga yang kecil. Karena menurut gue,rasa pedas hanya untuk menimbulkan sensasi aja. Bukan untuk membakar mulut dan perut. Gue suka heran sama orang yang makan cabenya banyak. Mereka ingin membakar perut atau memang cabe tidak berefek sama sekali di lidahnya? . Bukannya gak kuat. Sebagai orang Padang,tentunya gue suka pedes (suka cewek sih sebenernya). Tapi gue agak trauma makan pedes. Karena waktu dulu pas SMP gue jerawatan karena banyak makan cabe. Entah hubungannya apa. Tapi itu sangat berefek. Makanya gue mengurangi makan sambel,walaupun masih suka. Gue lebih suka makan pedes yang berasal dari sambal,bukan saus. Gue pernah soalnya mesen kebab dengan saus yang banyak. Rasanya pedas sih,tapi pedas balsem. Mungkin merek sausnya adalah Geliga.
     Makan pagi gue selalu ketoprak belakangan ini. Karena selain deket sama rumah,ketoprak juga enak dan murah. Porsinya cukup mengenyangkan untuk mengisi energi pagi gue. Biasanya abis makan ketoprak gue merasa bernergi *gaya popeye*.

Makan Siang = Nasi Kuning

Kuning tapi gak ngambang. Ini nasi.

     Makan siang biasanya gue di tempat PKL. Di perusahaan pengolahan air terbesar di Cibinong (karena satu-satunya). Disana makan siang gak disediain seperti perusahaan swasta. Disana lebih mendidik karyawannya untuk mandiri mencari makanan sendiri (atau karena memang tidak ada). Di perusahaan itu ada kantin. Di hari pertama gue PKL,gue bingung makan siang dimana. Gue bingung mengisi energi gue yang hampir habis di siang hari ini. Akhirnya kebingungan gue berakhir ketika gue melihat ada kantin di belakang gedung perusahaan. Gue pun menuju kantin itu. Kantinnya cukup lumayan. Lumayan kecil. Lebih mirip warteg di dalam perusahaan. Gue awalnya mau memilih menu yang mewah. Seperti ayam atau daging. Tapi niat itu gue urungkan,karena gue orang baru disini. Gue gak tahu harganya berapa. Bisa saja,dengan memesan menu itu ternyata gue pulang tanpa pakaian (karena digadaikan untuk membayar). Akhirnya gue memesan dengan menu biasa : Tempe orek dan telur dadar. Tapi setelah ingin membayar. Harganya sama seperti makan ayam di warteg biasa. Kampret. Keesokan harinya gue baru dikasih tahu sama pembimbing kalau harga makanan di kantin memang agak kurang ekonomis (mahal).
     Karena makanan di kantin mahal,gue mencari makanan yang memenuhi tiga syarat makanan yang gue makan. Gue mencari di sekitar tempat PKL gue. Sampailah gue di warung makan nasi kuning. Nama kedainya “Nasi Kuning Bu Yati”. Gue mencoba makan disitu. Gue melihat menu yang ada di kedai itu (setelah melihat harganya). Setelah berpikir,gue memutuskan untuk memesan nasi kuning dan telur balado. Rasanya enak,porsinya cukup membuat lambung gue penuh. Dan harganya cukup ekonomis. Akhirnya gue merutinkan untuk makan di kedai itu tiap siang.
     Kalau lagi kurang uang. Gue memesan menu yang sangat ekonomis di kedai itu. Yaitu “Setengah nasi kuning”. Setengah nasi kuning? Gue awalnya bingung. Ini nasi kuningnya dijadiin porsi setengah atau emang nasinya setengah putih setengah kuning. Ternyata porsinya yang dikurangi.
     Nasi kuning jadi makanan gue tiap siang. Karena selain enak,harganya murah dan porsinya banyak. Satu hal yang gue takuti. Kalau gue kebanyakan makan nasi kuning. Gue gak bakal kena hepatitis kan?

Makan Malam = Nasi Goreng

NASGOR with Big EGG

     Makan malem biasanya gue makan nasi goreng. Nasi goreng yang ada di dekat rumah gue. Nasi goreng Aceh. Pedesnya sangat mantap. Berbeda dengan nasi goreng yang lain. Nasi goreng Aceh di deket rumah gue telurnya masih utuh. Tidak dipecah-pecah. Tapi persamaan dengan nasi goreng lain adalah telurnya sama-sama telur ayam.

Cemilan = Coklat
Coklat bro.

     Siapa yang gak suka coklat? Mungkin hanya orang yang lidahnya keseleo akut. Coklat sangat enak menurut gue. Seperti candu tapi lebih membuat ketagihan. Saat dimakan,coklat seerti membuat gue terhipnotis. Tenang,diam,menikmati coklat sambil bengong. Untungnya gue gak kesurupan.
     Biasanya coklat yang gue makan berganti-ganti. Kadang Cadburry,Silver Queen,atau ayam jago kalau lagi gak ada duit. Tiap coklat memiliki rasa khas masing-masing. Gue pernah menyarankan kepada teman gue yang merokok. Mungkin dia tidak pernah merasakan coklat,sehingga dia ketagihan merokok. Bukan ketagihan coklat. Tapi setelah gue tanya,ternyata dia ketagihan keduanya.
     Walaupun harganya kadang ada yang mahal. Coklat tetep gue beli walaupun gak sering. Makanya kalau lagi makan coklat gue selalu menikmati dengan pelan-pelan. Coklat emang membuat gue selalu ketagihan.
 
     Itulah menu makanan gue. Keren kan? Enggalah masa gitu aja keren. Menu makanan gue tapi gak monoton. Jadi,bukan berarti kalau gak ada ketoprak gue gak makan pagi. Kan masih ada nasi putih sama garem. Makan itu aja. Enak kok. Eh asin deng..
     Kasih komen ya buat menu makanan gue atau ngasih saran tentang tulisan dan blog gue. Thanks. Salam Crispy.

4 komentar:

  1. ah. kok gua jadi laper ya.
    suka sih kadang makan junk food. tapi gak sering amat lah, selain berbahaya buat tubuh, bahaya juga buat dompet. makanan sampah kok mahal ya? huh.
    mending makan di warteg deh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makan bang hehe.. Setuju gue sama lu bang,makanan junk food mahal tapi porsi dikit. Mending warteg,harga murah.. porsi kuli haha.. Thanks dah mampir ^^

      Hapus
  2. Balasan
    1. Punten,Ngabibita apa ya dik? hehe maklum belum lama di sunda haha

      Hapus

Garing kan? Yuk, kata - katain si penjual krispi biar dia males nulis garing lagi. Silahkan isi di kolom komentar.

Penikmat Crispy

Pemakan Crispy

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...