10 Jan 2014

Hari KeSembilanBelas : "FarhanALIS"

     Orang selalu menilai orang lainnya dari fisik. Entah kenapa. Sekalipun itu orang yang baik. Orang yang selalu bilang ke temen-temennya 

“Hey,kita gak boleh loh liat orang dari fisiknya aja !”. 

Tapi setelah ada orang yang bermuka hampir serupa dengan kadal air mendekati dia. Dia bilang ke temennya 

“Eh udah mau ujan,pindah yuk..”. 

Padahal kejadian itu di perpus.

     Banyak mungkin kejadian yang hampir sama. Tapi yang jelas fisik mungkin merupakan hal yang dinilai pertama,kedua harta,ketiga keturunan. Itulah anggapan manusia. Berbeda dengan tuhan yang
menganggap kita semua sama #lagibener. Padahal menurut gue,kita gak berhak menilai orang dari fisik. Karena nilai fisika kita saja mayoritas masih jelek. Seharusnya kita menilai seseorang dengan cara pelajaran yang kita nilainya bagus. Seni rupa misalnya. Jadi,kalau ada orang jelek lewat. Kita gak boleh bilang “Ih mukanya aneh ya,kayak sapi lagi ngeden..” . Tapi dengan bahasa yang lebih berseni seperti “Wih,wajahnya abstrak sekali yaa.. Ngukirnya pake kuku tangan nih..”
     Gue sendiri bukan orang yang ganteng (survey terakhir, sepuluh dari sembilan orang bilang begitu. ) Gue lebih bersyukur dengan keadaan wajah mentok standar ini (dengan dua kali remedial). Karena jika gue ganteng,mungkin gue akan gak terkontrol. Gue mungkin akan mengalahkan kegantengan Justin Bieber. Selena Gomez nanti jadi lebih memilih gue. Akhirnya Justin Bieber galau,dan minum jamu kuat melebihi dosis. Akhirnya dia ditemukan tewas dengan mulut berbuih di warung jamu terdekat. Tragis. Mungkin masih banyak lagi yang akan bunuh diri kalau gue ganteng. Makanya sekali lagi,gue bersyukur.
     Tapi walau begitu,gue masih punya kelebihan fisik. Ya,walaupun kelebihannya bukan bisa tidur sambil kayang. Tapi gue punya hal yang yang lebih tebal dari punya orang lain. Yaitu alis gue. Awalnya gue gak menyadari kalau alis gue tergolong tebal,gue baru sadar setelah beberapa ekor kecoa mulai bersarang di dalamnya. Gue juga baru sadar kalau gue lagi botak,gue mirip sama kartun HageMaru. 
Kayak gini kalau gue botak.
      Kejadian awal gue tau alis gue tebel yaitu waktu ngumpul bareng keluarga besar. Keluarga dari bapak gue suka ngumpul kalau lagi ada acara. Kayak arisan, syukuran rumah baru, atau ada yang lagi sunat (yang pertama atau yang kesekian kalinya). Waktu itu keluarga besar gue lagi ngumpul karena ada acara arisan. Entah kenapa arisan sangat identik dengan ibu-ibu yang membanggakan anak mereka. Gue inget temen ibu gue pernah bilang ke ibu gue dan temen arisan lainnya 

“Bu,tau gak? Si Rizky itu juara 1 kemarin..” .

 Lalu semua ibu-ibu termasuk ibu gue bilang 

“Wah selamat ya bu.. (dalam hati mungkin “Norak banget nih orang”). 

Tapi bener,yang diomongin ibunya temen gue itu lebay banget. Iyasih si Rizky itu juara 1. Tapi dia ketinggalan satu kata. Rizky itu juara HARAPAN 1. Satu kata sangat bermakna kayaknya.
     Balik lagi ke acara arisan tadi. Seperti biasa orang yang baru datang,gue salaman ke semua orang yang ada di rumah. Dari yang udah tua,seumuran,sampe ke yang masih kecil (bukan semut). Tangan gue hampir keram di tengah perjalanan menyalami seluruh keluarga gue. Untungnya ada paramedis. Gue di gotong ke pinggir rumah. Disemprot cairan anti keram. Lalu gue melanjutkan salaman setelah wasit meniup pluit (?). Oke skip. Sampai ke salaman sama bibi atau yang gue suka panggil “bude” (dalam bahasa jawa,itu panggilan untuk kakak dari ibu/ayah kita). Gue salaman. Entah kenapa dia bilang. 

“Wih,ini mas Farhan. Alisnya makin tebel. “. 

Mendengar itu,gue coba ngecek ngeliat alis gue,tapi susah. Tapi gue seneng. Karena mungkin gue akan mirip dengan artis yang beralis tebal,kayak Vidi Aldiano atau semacamnya. Tapi bude gue ngelanjutin 

“Iya ya.. tebel banget. Jadi kayak Shinchan kamu,hahahaha”. 

Kampret, masa kayak gini? -_-

Seisi ruangan tertawa. Gue gondok. Gue lari nyari garam beryodium di dapur buat ngilangin gondok gue. Gue malah dibilang mirip Shinchan. Ya,bukan salah gue juga sih waktu itu rambut gue lagi botak alias “deodorant style”.
     Setelah kejadian itu,gue menyadari kalau gue punya alis yang tergolong tebal. Gue pun mencari apa kelebihan dari alis yang tebal ini. Gue pernah kepikiran untuk bikin permadani dari rajutan alis gue. Tapi permadaninya belum jadi,gue udah bisa liat tuyul (alis gue botak). Akhirnya gue menggunakan alis gue untuk hal-hal yang ringan aja. Kayak menyapu lantai, melukis, dan menyemir sepatu. Pengganti kuas gitu.
     Intinya gue sangat bersyukur punya alis yang lumayan tebel ini. Keren aja,bisa dibuat percobaan macem-macem. Percobaan terakhir gue membiakan belalang sembah di alis gue. Tapi gagal karena gue lupa belalang sembah bisa bikin mata gue kecolok sama tangannya. Alis gue juga bisa membuat mata gue terlindung dari keringet yang menetes dari jidat. Karena tebal,kapasitas menahan airnya cukup tinggi. Kira-kira dua liter lah. Makanya kalau lagi keringetan,gue pasti ngerasa berat di mata bagian atas.
Itu sih kelebihan gue (yang gak banget) . Kelebihan lo apa? Salam Crispy ^^

1 komentar:

  1. wah pengen buat postingan berantai kayak gini juga, tapi gak pernah sempet _-_

    BalasHapus

Garing kan? Yuk, kata - katain si penjual krispi biar dia males nulis garing lagi. Silahkan isi di kolom komentar.

Penikmat Crispy

Pemakan Crispy

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...