12 Jan 2015

Calon Analis Kimia Yang Beralih

     Waktu itu memang relatif. Kadang terasa cepat, kadang terasa lambat, kadang suka ngetem diperempatan (loh ini waktu apa angkot?). Gue ngerasain hal itu. Gak kerasa gue udah masuk ke dunia kerja sekarang. Dan dunia kerja yang gue jalanin bukanlah dunia kerja yang awalnya gue pikirkan. Memang yang namanya takdir gak ada yang tahu. Di header blog gue dulu bertuliskan “blog seorang calon analis kimia”. Dengan PD nya gue menganggap bahwa orang yang sekolah di sekolah kimia, pastilah akan jadi analis kimia. Gue menganggap seperti analogi, jika pohon manggis, maka pastilah berbuah manggis. Gak mungkin pohon itu berbuah durian. Kecuali benang sari pohon manggis selingkuh sama kepala putiknya pohon durian. Kalau bener kayak gitu, mungkin nanti akan ada sinetron yang berjudul “Catatan Hati Sebuah Kepala Putik Manggis” #apasih. Tapi yang gue tahu pohon manggis bisa berbuah “masalah”. Kalau pohonnya rubuh dan kena rumah warga. Krik.
     Gue yang tadinya ngerasa PASTI jadi analis kimia. Kini di belokan oleh takdir yang diberikan Allah SWT. Semua ini berawal dari adanya Open Recruitment sebuah perusahaan yang mumpuni di bidang manufaktur kosmetik yang diadakan di sekolah gue. Gue ikut. Padahal awalnya tiap ditanya orang, “Han lu mau kuliah atau kerja setelah lulus?”. Gue selalu jawab “Insya Allah Kuliah.” Tapi ternyata mengerjakan soal SBMPTN semudah membalikan telapak tangan. Telapak tangan gajah tapi. Karena keterbatasan waktu untuk mempelajari materi SBMPTN yang soalnya kayak kampret itu. Akhirnya gue memutuskan untuk nyari kerja dulu. Ikutlah gue di open recruitment itu. Perusahaan ini menarik hati gue. Untungnya gue gak kena hepatitis karena hati gue ditarik (?). Banyak alumni dari sekolah gue yang bekerja disana. Tapi, bukan hanya jadi analis kimia. Ada yang dibagian RnD, Pengembangan Produk, bahkan ada yang jadi Auditor. Dari situ pikiran gue terbuka. Bahwa pohon manggis tidak selalu berbuah manggis kalau ternyata pohon manggis itu mempunyai gen buah durian (emang mungkin ya? Gak tau juga sih..). Pada hari itu kuturut ayah ke kota gue coba mendaftar di dua bagian. Bagian Quality Control (analis kimia/jalan yang seharusnya) dan desain grafis (jalan yang agak membelot). Setelah mengalami tahap tes yang cukup panjang. Akhirnya gue diterima di perusahaan itu. Di bagian ......... (suara drum) ....... DESAIN GRAFIS.
     Mungkin ini sudah diatur Allah, yasudah syukuri saja. Lagipula perusahaan ini enak dan cukup menyejahterakan. Gue dapet mess yang gak jauh dari perusahaannya. Gue jadi anak Mess sekarang. Gue jadi inget dulu pas sekolah sering ngeledekin temen gue yang anak kosan,kalo anak kosan makan indomie tiap hari dan hanya makan ayam disaat ada keajaiban saja. Ayam hanya mitos di lingkungan kosan. Akhirnya ucapan itu kena ke gue sendiri. Tapi gak tiap hari juga sih makan indomienyaa. Senin selasa doang. Rabu sampe minggunya gue makan mi sedap.
     Hari pertama gue dateng ke Mess dianter sama keluarga, Gue kira Messnya di dalem perusahaan, ternyata engga, gue ditempatin di mess baru agak jauh dari kantor. Tapi gak sampe naik taksi juga sih jauhnya.
     Mess itu masih kosong, gue ngeri aja kalo gue harus tidur sendirian di mess yang segede kandang tirex. Tapi perkataan satpam mess itu menenangkan gue, dia bilang :
“Nanti ada yang dateng kok dari Jogja, dua orang.. (tapi kakinya gak napak)”
Gue menaruh barang – barang di kamar mess gue. Karena gue pertama kali dateng, gue dapet previlege buat milih kamar. Gue pilih kamar dekat pintu masuk, karena kalo ada apa – apa bisa langsung kabur. Misalnya kan serem tahu – tahu ada singa sirkus dalem lemari (masa iya...) Setelah itu gue pergi makan malam bareng keluarga dan pulang ke mess sekitar jam delapan. Gue langsung ditinggal. Mereka pulang ke rumah. Gue tidur di mess. Gue dibekali sedus indomi untuk bertahan hidup. Alhamdulillah.
     Sampe mess, gue ngobrol sama satpam sambil nonton tivi. Karena gue gak mungkin ngobrol sama tivi sambil nonton satpam (?). Satpam di mess sini jumlahnya satu orang. Gue kira banyak, sebelas kek gitu, atau enam belas ( itu JKT48 apa satpam..) Tapi walau satpamnya satu, banyak tukang proyek yang nongkrong di pos satpamnya. Karena disamping mess lagi ada proyek kantor baru.
Enggak lama dari itu, dua orang Jogjanya dateng. Gue seneng, akhirnya punya temen mess. Gue ajak dia ke kamar. (FYI, dua orang Jogja itu Cowok umurnya sama kayak gue). Gue mencoba membuka percakapan :

“Dari Jogja mas?” #basabasi

“Iya mas,” jawabnya kompak, kayak anggota paskibra.

“Oh gitu, nanti kerja di kantor Jakarta?”

“Engga mas, Kita semalem aja disini, besok kita ke Tangerang...”

Saat itu juga hati gue terpecah jadi (empat belas-dikali tujuh puluh dua-dikali sepuluh-dipangkat tiga) bagian. Gue berharap punya temen di mess buat berpetualang bareng di perusahaan ini (gue terinspirasi dari onepiece). Tapi yasudahlah, gue berharap besok ada yang bareng gue di mess ini. Menjadi sumber cerita gue nantinya, karena tiap orang tentu beda watak dan peringainya, iya kan?
Oke, salam mess Crispy ^^

4 komentar:

Garing kan? Yuk, kata - katain si penjual krispi biar dia males nulis garing lagi. Silahkan isi di kolom komentar.

Penikmat Crispy

Pemakan Crispy

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...