Perkenalan Penghuni Mess

     Mari kita singkat cerita gue awal – awal di mess sampe ke agak tengah-an. Karena gue juga lupa. Inilah efek tidak rajin menulis. Pfft. Kini penghuni mess gue totalnya ada lima orang termasuk gue. Mereka datang satu persatu, tapi ada dua orang yang datang dari sekolah yang sama. Mereka cukup asyik dan rela tinggal seatap dengan gue. Mereka punya nyali besar.

Mari gue kenalkan satu persatu.

     Yang pertama, teman mess pertama gue. Di postingan sebelumnya dijelaskan dia memiliki kepala sepi dari rambut. Dan kalau basah mirip bola plastik terguyur hujan. Namanya Hendrawan. Kabar baiknya. Rambutnya sudah mulai tumbuh. Dan tumbuhnya keatas, bukan ke samping. Mungkin karena abis bulan ramadhan ya (apa hubungannya). Awal pertemuan gue sama dia gue ceritain di postingan sebelumya. Dia temen pertama gue di mess. Awal ketemu agak canggung. Gue manggil dia “mas”, dia juga manggil gue “mas”. Kita berdua kalau lagi ngobrol jadi kayak tukang blangkon reunian. Kalau sekarang gue gak manggil dia mas lagi, katanya di Klaten dia sering di panggil “Putra”. Gue sempet bingung soal ini. Karena di nama panjangnya gak ada kata “putra”. Tapi mungkin dia menganggap nama itu keren dan merasa syahdu jika dipanggil dengan nama itu. Jadi, ya sudahlah. Mulai sekarang MG atau mas Gundul sudah memiliki nama panggilan. Namanya Putra.

    Yang kedua, seorang anak PKL dari Bandung. Dia sekolah di jurusan listrik. Pantes pas awal ketemu dan salaman, gue serasa megang belut listrik (engga deng). Namanya Hardi. Badannya kekar dan tegap. Mungkin dia cocok jadi tukang pukul atau penyanyi dangdut macam agung herkules. Dia ramah dan beretikat baik. Gue menilai seperti itu, karena selama empat hari dia ngasih gue nasi gratis (penilaian yang sangat subjektif). Dia ngasih gue nasi karena katanya dia terlalu banyak bawa beras dari rumah (atau mungkin melihat wajah gue yang penuh harap akan nasi gratis).

    Yang ketiga, seorang anak PKL dari Jogja, dia sekolah jurusan teknik komputer. Dari cara bicaranya seperti “mas kalau main Counter Strike pakai server GUI atau CLI?” dan gue sebagai lawan bicaranya cuman bisa bilang “Hah? Heh?”. Namanya Dias. Dias berbadan gempal. Paling gempal dari penghuni mess yang lain. Jadi kalau tiba – tiba nasi habis lebih cepat dari biasanya. Maka dias lah yang pertama kali dicurigai. Dias suka telponan sama pacarnya di Jogja. Gue kadang suka iseng dengerin (iya gue gak nelpon siapa – siapa). Anehnya saat menelpon Dias suaranya kecil banget. Hampir seperti berbisik. Gue jadi curiga kalau pacarnya dias sejenis tikus tanah.

     Yang terakhir,  anak PKL dari Bandung juga. Satu sekolah sama Hardi. Tapi yang ini beda. Beda daripada seluruh kamar mess yang gue ceritain sebelumnya. Orangnya sedikit introvert dan pendiam. Tapi belakangan diketahui dia aslinya tidak pendiam. Malah sering bercanda, tapi dengan orang tertentu. Seperti memilih milih teman gitu. Ya kalau gue sih gak pernah milih – milih teman. Kalau bersosialisasi ya harus ke semuanya lah. Kan banyak untungnya. Kayak dapet nasi gratis ( ujung – ujungnya berharap gratisan ). Untuk yang satu ini, jangan disebut nama. Kami sama – sama menyebutnya dengan kata “Kamvryet”. Kami semua agak kesal dengan sifat “sok pendiam” nya. Misalnya kalau lagi di kamar dan kita sedang asyik mengobrol, tiba – tiba si kamvryet ketawa sendiri sambil ngeliatin hapenya. Seperti punya ruangan sendiri. Kalau itu terjadi, gue dengan yang lain Cuma bisa lirik – lirikan sambil menahan kata – kata. Takut keluar kata – kata yang tidak senonoh seperti “anjrit ketawa gak ngajak – ngajak lu..”

     Kehidupan gue cukup tentram dengan teman – teman mess yang baru. Karena mess gue cukup strategis. Ke tempat makan deket, ke mesjid deket, ke jalanan deket ( jalanan dibutuhkan untuk refreshing. Menghitung mobil yang lewat sudah cukup membantu). Mess ini juga syahdu, banyak kamar mandinya. Pernah gue hitung ada tujuh kamar mandi. Makanya setiap hari gue ganti kamar mandi. Malah kadang iseng, mandi dengan dua kamar mandi yang berbeda (?)

      Di saat sedang menikmati mess ini. Di suatu pagi gue mendapat email dari HRD. Emailnya berisi tentang informasi bahwa gue dan teman – teman gue harus pindah mess. Pindahnya gak jauh sih. Cuma jarak dua rumah dari sebelumya. Namanya Mess merah. Semoga hidup gue di mess merah jauh lebih baik daripada hidup gue di mess yang lama. Semoga gue bisa dapet nasi gratis lagi, jadi gak masak – masak. Sekian. Salam Crispy.