11 Apr 2018

Hantu Periwitan

Karena ini adalah malam Kamis, gue mau bahas tentang hantu (harusnya malam jum'at kan ya kalau mau bahas hantu). Tapi karena ini urgent udah malam - gue belum nyetor tulisan - dan ini gue alamin tadi pagi.

Mari kita definisikan apa itu hantu. Hantu menurut gue adalah sesuatu yang mengganggu dan meneror, mirip teroris cuma hantu ini gak sampe mematikan, ya cuma risih aja. Contohnya di hantui masa lalu. Hantu macam ini gak berwujud, cuma kalau lagi datang (misalnya ketika hujan) pasti diri menjadi galau dan resah. Ya begitulah maksudnya hantu.


Pagi ini gue merasa seperti bertemu hantu dan beberapa orang juga menyebutnya hantu. Karena kehadirannya tidak terduga dan tiba-tiba.

Jadi pagi tadi sebelum gue sampai di kantor, gue pergi ke minimarket buat beli sarapan. Gaya kan beli sarapannya di minimarket? nanti beli makan siang di warteg, dan beli makan malam di comberan (engga deng). 

Sesampainya di depan minimarket. Gue yang mengendarai motor lalu berhenti di tempat parkirnya. Kan gak mungkin dong gue bawa masuk motor gue. Nanti dikira motor gue juga mau sarapan.

Lalu ketika gue mulai menurunkan standard motor. Tiba-tiba ada sesosok pemuda yang berwajah lesu, pakai celana jeans, baju band metal dan dilengkapi sebatang rokok yang menyala di tangannya. Dia dengan santai bilang.

"Ya. Op.."

Gue mendengar itu langsung jengkel. Gue bilang dalam hati (kayak di sinetron gitu).

"Waduh sialan, biasanya kalau pagi gini belum ada nih, Hantu Periwitan"

Begitulah banyak orang menyebut tukang parkir minimarket, Hantu Periwitan. Kenapa disebut begitu? karena si kampret ini kerjaannya gak mempunyai prosedur yang jelas. Apa saja tugas dia dan kapan dia harus ada menjadi suatu hal yang random. Bisa saja waktu kita datang ke minimarket, dia gak ada. Tapi pas mau pulang, saat mundurin motor. Tahu-tahu motor jadi terasa berat saat didorong ke belakang. Ternyata ada dia yang sedang memegangi bagian belakang motor sambil bilang.

"Terus Pak, Terus..!!"

Lalu melayanglah dua ribuan dari dalam saku ke tangan dia.

Gue gak terlalu mempermasalahkan dua ribu rupiah. Tapi apa yang Hantu Periwitan lakukan sangatlah pemalas. Mereka biasanya hanya duduk-duduk sambil merokok. Lalu ketika orang datang, dia tinggal meniup periwitannya (peluit). Padahal dia masih duduk santai sambil merokok. Lalu ketika kita sudah selesai dari minimarket, dia menghampiri sambil memberi kode untuk dapat uang. 

Pernah juga gue waktu itu lagi jengkel banget sama Hantu Periwitan. Gue kasih aja gopek (limaratus perak). Eh tiba-tiba dia juga jadi jengkel.

"Kok segini mas? udah bawa aja kalau segini mah." katanya sambil ngasih uang gopek itu ke gue lagi dengan memasang muka masam, lebih masam dari sari ketek.

Sejak saat itu gue baru tahu kalau bayar parkir minimal dua ribu perak. Tapi gue belum tahu itu aturan dari mana. Apakah itu aturan dari si Hantu Periwitan sendiri? atau karena kebiasaan orang-orang memberi dengan nominal segitu, jadi dia tidak mau kalau bukan dua ribu? Misalnya ada yang ngasih lima ribu. Dia bilang.

"Kok segini mas? saya maunya dua ribu."

Tapi baiklah, mulai sekarang kalau bertemu Hantu Periwitan gue berusaha untuk tidak jengkel lagi. Tapi gue lebih milih untuk kasihan sama mereka. Gue anggap saja pemberian gue ke dia adalah sedekah. 

Diantara mereka rata-rata adalah orang dengan usia produktif, sehat fisiknya, dan mukanya dalam posisi yang benar (di kepala). Tentu mereka seharusnya bisa bekerja lain yang lebih bermanfaat. Walau ada diantara mereka yang sudah usia lanjut (yang ini gue gak pernah jengkel, tapi langsung kasihan).

Gue berpikir, mungkin Hantu Periwitan yang masih produktif ini bukannya miskin. Tapi hanya malas. Selama itu, mereka akan menjadi hantu bagi para pengunjung minimarket (apalagi yang gak bawa uang kecil).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Garing kan? Yuk, kata - katain si penjual krispi biar dia males nulis garing lagi. Silahkan isi di kolom komentar.

Penikmat Crispy

Pemakan Crispy

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...