18 Apr 2018

Terlena dengan Dunia

Lastri masih merenung di dalam kamarnya setelah Gunawan berkali-kali mencoba untuk menghiburnya dari luar.

"Dik, sudahlah. Lelaki bukan cuma si Jarwo saja. Masih banyak yang lain. Jangan stres karena masalah ini saja" kata Gunawan teriak dari luar kamar.

Lastri tidak berkata apa-apa, hanya saja raungan tangisannya semakin terdengar. Gunawan kemudian berpikir bagaimana cara agar adiknya tidak mengunci diri di kamar lagi. Sudah sehari semenjak kemarin ia ditinggal oleh pacarnya menikah.



"Coba aja dobrak mas pintunya." kata istri Gunawan yang sedari tadi ikut mencari cara bagaimana menenangkan Lastri yang depresi.

"Aku mau keluar kalau Mas Gun turutin permintaanku." teriak Lastri dari dalam secara tiba-tiba.

"Oh, ya tentu. Akan Mas turutin keinginanmu Dik."

Pintu kamar kemudian terbuka. Tampak Lastri muncul dengan rambut berantakan, mata bengkak, dan sebuah tisu di tangan kanannya. Dengan tegas ia berkata.

"Aku ingin operasi plastik!"

Mendengar itu Gunawan dan istrinya terkejut.

"Kenapa begitu?" tanya Gunawan

"Aku sudah muak dengan mukaku yang jelek ini." kata Lastri

Gunawan lalu mengiyakan agar Lastri tidak mengurung di kamar lagi. Padahal di hatinya sungguh tidak mampu menuruti permintaan adiknya yang sedang stres ini.

Esok harinya Gunawan mengajak Lastri pergi keluar.

"Mau kemana?" tanya Lastri.

"Lah katanya mau operasi plastik?"

Mereka berdua pun pergi dari rumah. Menuju sebuah taman makam dimana orang tua mereka dimakamkan.

"Kok kesini? Mas mau bohong ya?" kata Lastri sambil menatap Gunawan.

"Kita tengok Bapak dan Ibu dulu. Kamu kan mau di operasi plastik, takutnya nanti wajahmu berubah, mereka gak ngenalin."

"Apa sih mas. Mereka kan udah meninggal. Udah gak bisa lah liat Lastri lagi!"

"Terus kalau nanti kamu meninggal, orang-orang masih bisa liat wajah kamu?"

Lastri terdiam.

"Dik, jangan terlena dengan dunia. Ingat pesan terakhir ayah kan?"

Lastri mengangguk.

"Dunia hanya sementara. Akhirat selama-lamanya. Fisikmu itu cuma untuk di dunia. Di Akhirat adalah amalmu yang berperan."

Lastri kemudian menangis di pelukan kakaknya hingga menjelang sore hari.

(Sebuah draft asal tentang anak gadis yang terlalu terlena dengan dunia)

Sekian. Iya, nanti diedit lagi.

1 komentar:

Garing kan? Yuk, kata - katain si penjual krispi biar dia males nulis garing lagi. Silahkan isi di kolom komentar.

Penikmat Crispy

Pemakan Crispy

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...