Seminggu akhir ini gue sedang membaca buku karangan Rene Suhardono yang
berjudul “Your Journey to be UltimateU”. Di buku ini membahas tentang Passion, Purpose, dan Value dari seseorang. Kalau seseorang
sudah menemukan dan tahu itu semua, maka kebahagiaan akan mudah ditemui.
Ini kembali mengingatkan diri gue akan konsep tersebut. Dan lagi gue
jadi galau karena gue sepertinya belum benar – benar menemukan ketiganya.
Kalau bicara passion gue
selalu bilang passion gue adalah
tentang desain grafis, ilustrasi, animasi, kepenulisan (sepik doang, nulis aja
males), dan hal yang berhubungan dengan kreatifitas lainnya. Alhamdulillah gue
bisa kerja di bidang sesuai passion gue
di desain grafis. Dapat uang atau penghasilan dari passion itu rasanya sesuatu banget (kayak Syahroni dah gue).
Seiring berjalannya waktu, sudah hampir lima tahun gue kerja di bidang
ini. Dan mulai merasakan ke-monoton-an saat bekerja. Terkadang pula revisi yang
“gila” mulai terasa menyiksa. Mungkin ini karena gue yang mulai bosan mengerjakan
desain-desain yang “sederhana”, istilah kasarnya sih “operator cetak juga
bisa!”.
Tapi mau dikata apalagi, pekerjaan adalah suatu alat yang diberikan oleh
perusahaan kata mas Rene dalam bukunya, sedangkan karir adalah milik gue
sendiri. Dengan pekerjaan yang begitu gue tetap harus belajar bagaimana
mengembangkan karir gue. Seperti gue tetap mempelajari prinsip desain, motion graphic, kepenulisan di kala
senggang. Atau gue mencari Side Job yang
membuat gue bisa mengaplikasikan idealisme dan prinsip desain secara “leluasa”.
Kalau pekerjaan yang sudah sesuai passion
masih terasa membosankan dan kadang bikin stress, gue jadi teringat tweet mas @pinotski yang bilang justru
disaat itulah seharusnya pertanyaan ini muncul.
“Apakah ini benar-benar passion
gue?”
Selesai dengan passion, gue
sekarang sedang memikirkan apakah value gue.
Gue sebenarnya tahu, hanya saja sulit untuk jujur karena terbatasi oleh
norma-norma, yang membuat gue masih takut-takut dan bilang
“Masa value gue gini, sih? ah
ini kan gak boleh!” dan semacamnya.
Begitu juga purpose atau
tujuan gue ada di dunia ini. Sebagaimana yang gue tahu, di agama Islam tujuan
manusia diciptakan adalah untuk beribadah kepada Allah. Ibadah bukan hanya
shalat, tetapi berbagai macam hal yang berguna bagi masyarakat. Khoirunnas Anfauhum Linnas, sebaik-baiknya
manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain. Itulah purpose setiap manusia. Seharusnya.
Nah, untuk mencapai purpose tersebut
nampaknya gue masih jauh sekali. Karena sepertinya gue belum “selesai” dengan
diri gue sendiri. Seperti yang gue dapat dari video kepenulisan @fahdpahdepie
di youtube. Katanya penulis itu harus “selesai” dengan dirinya sendiri dulu
sebelum dia membagikan prinsipnya dalam sebuah tulisan. Atau mungkin semua
profesi begitu ya? atau akan terjadi seorang pencipta karya yang karyanya
adalah “omong doang”.
Sebenarnya gue lupa apa tafsir dari “selesai dengan diri sendiri” itu.
Nanti gue lihat lagi deh di videonya. Tapi yang gue tangkap adalah seharusnya
gue mengaplikasikan dulu prinsip-prinsip yang gue anggap benar dalam hidup gue
baru gue bagikan ke orang-orang lain.
Selama ini yang gue bagikan adalah hal-hal yang bersifat hanya hiburan.
Ya mungkin gue selipkan beberapa ilmu tentang kimia, tapi dikit banget, sisanya
adalah guyonan kosong dan krispi (ya, garing gitu deh).
Baru itu yang gue sebarkan melalui tulisan, komik, gambar, dll. Gue
masih menganggap value gue adalah
menghibur orang lain. Apakah itu salah? bisa iya, bisa tidak. Selama batasan
dalam menghibur masih belum gue lewati nampaknya aman-aman saja. Tapi gue mau
lebih dari itu. Sepertinya gue ingin mengaplikasikan “Khoirunnas Anfauhum Linnas” lebih serius lagi dalam sebuah karya.
Tapi sebelum itu.
Gue harus “selesai” dengan diri gue dahulu.
Asik.
Malam ini serius banget tulisan gue kayak amanat pembina upacara.
Mungkin karena gue sadar, sudah banyak teman gue yang menikah (sudah tidak bisa
dihitung dengan jari tangan) sedangkan gue masih seperti dahulu. Berubah sih dikit.
Mukanya (jadi lebih tua).
Sekian, Salam Crispy.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Garing kan? Yuk, kata - katain si penjual krispi biar dia males nulis garing lagi. Silahkan isi di kolom komentar.