28 Des 2018

Note Crispy - Memori Rumah Sakit


Hari ini biasa saja sampai gue menyadari hari ini adalah hari-hari terakhir di tahun 2018. Tapi gue gak mau nulis tentang resolusi yang klasik atau harapan di tahun baru gitu. Menurut gue sih harapan harusnya ditetapkan tiap hari. Nah, masalahnya tiap hari gue suka lupa (males sih).

Tadinya gue niat nulis lewat ponsel karena males buka laptop. Tapi karena gue lebih males ngetik di ponsel, jadi malesnya buka laptop kalah. Jadilah gue nulis ini di laptop. Di sebuah kamar di Rumah Sakit POLRI Jakarta Timur. Ya, adek gue yang paling kecil lagi sakit demam berdarah, jadi dirawat di sini.

Gue jadi ingat sepuluh tahun lalu, gue juga dirawat, di rumah sakit yang sama, dan penyakit yang sama. Waktu itu gue awalnya merasakan pusing, mual, dan badan gue panas. Gue kira gue hamil cuma tipes, ternyata lebih dari itu, gue kena demam berdarah.

Waktu itu kali pertama gue mendapatkan penyakit demam berdarah. Dan juga kali pertama gue dirawat di rumah sakit. Jadilah gue panik dan dalam pikiran gue hanyalah

“ANJIR GUE DIINFUS NIH ENTAR. JARUM SEGEDE SENDOK NYAMNYAM MASUK KE TANGAN GUEEE”

Dan drama terjadi. Waktu tangan gue ditusuk dengan jarum infus. Gue nangis dan teriak-teriak. Biar gak keliatan cengeng tadinya gue pengen disetel music melayu dan rock secara bersamaan. Tapi gak jadi. Di rumah sakit gak boleh berisik.

Gue dirawat sekitar satu minggu. Waktu itu gue jadi gak masuk sekolah. (yaiyalah).

Ada satu momen yang sangat mencengangkan waktu gue dirawat di rumah sakit. Waktu itu kamar yang gue tempati adalah kamar kelas 3 kalau gak salah. Jadi satu ruangan itu ada sekiranya empat orang pasien. Waktu itu baru terisi dua.

Diisi oleh seorang bapak yang sudah tidak sadarkan diri. Jadi makannya harus melalui selang gitu. Semua biasa saja sampai tiba suatu malam.

Ada kepanikan di kamar gue, dan pasien itu ada di sebelah gue pas banget. Semua dokter dipanggil, suster juga. Istri dari bapak itu panik sekali kelihatannya. Si bapak memuntahkan semua makanan yang dimasukan lewat selang.

Lalu beberapa menit kemudian.

Hening.

Suara tangisan mulai terdengar.

Bapak itu sudah tidak dapat tertolong. Ia meninggal. Kasihan sekali istrinya sepertinya belum bisa menerima, waktu itu gue dengar dia bilang

“Jangan dibawa suami saya, masih anget itu kakinya, masih ada dia.”

Gue sedih waktu itu. Tapi setelah itu gue jadi takut. Ya gimana ya, ada orang meninggal di sebelah gue pas banget. Akhirnya malam itu gue minta ditemani ayah buat tidur.

Ada lagi satu kejadian. Setelah bapak sebelah gue meninggal, gue sendiri lagi, sampai suatu saat datang pasien lagi. Laki-laki, dari umurnya kira-kira dia anak kuliahan (saat itu gue masih kelas 2 SMP).

Kakak ini kocak. Jadi dia kalau tidur suka mengigau. Dan saat mengigau dia akan berkata seperti apa yang dia lakukan tadi pagi.

“Dia gak bisa bohong sama saya. Soalnya tiap malam dia akan ngomong apa yang dia omongin atau lakuin tadi pagi atau siang. Hahaha.” kata bapaknya.

Aduh kasian ya kakak ini. Tidak bisa menyimpan rahasia.

Sepertinya cukup begitu saja. Semoga adik gue cepat sembuh.

Salam Crispy.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Garing kan? Yuk, kata - katain si penjual krispi biar dia males nulis garing lagi. Silahkan isi di kolom komentar.

Penikmat Crispy

Pemakan Crispy

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...