Dari beberapa film
yang diputar. Ada dua yang membuat gue tertarik. Pertama yang berjudul “I want
eat your pancreas” atau bahasa jepangnya Kimi no Suizou wo Tabetai. Sebuah film
anime yang setelah gue baca sinopsisnya sih mungkin ceritanya sejenis dengan
Ano Hana, KimiUso, Isshukan Friend, dan anime yang membuat gue menghabiskan
tisu (untuk mengelap air mata, FYI). Gue mau nonton film ini di bioskop, tapi
sampai sekarang belum juga. Oke nanti nonton di bioskopkeren aja (jangan
ditiru, ini hanya dilakukan oleh anak kosan).
Film kedua yang gue
mau nonton berjudul “One Cut of The Dead”. Awalnya gue cuma tahu dari gambar
posternya aja. Bernuansa film-film zombie gitu. Lalu gue dengar dari beberapa
teman, katanya seru. Juga dari akun-akun review film di internet, ditambah lagi
dari akun-akun praktisi perfilman Indonesia yang gue ikuti media sosialnya.
Jadilah gue semakin ingin nonton.
Tapi apa daya,
kemalasan gue untuk jalan ke Grand Indonesia buat nonton di CGVnya (cuma ada
disitu, di Jakarta), membuat gue sampai sekarang (eh kemarin sih) belum nonton
juga.
Jadi.
Gue.
Nonton di bioskopkeren
deh. (Jangan ditiru, lagi-lagi saya ingatkan ini jangan ditiru)
Tadi pagi gue nonton
film ini di kantor. Durasi dari film ini sekitar 90 menit. Jadi kira-kira gue
bisa menonton film ini sepotong-sepotong sambil mengerjakan kerjaan.
Eh tapi gara-gara
filmnya seru dan kocak parah. Gue jadi keasikan nonton. (jangan ditiru juga
ya).
Jadi begini filmnya.
SPOILER ALERT.
Awal gue nonton film
ini sebenarnya gue sudah dapet spoiler dari medsos atau akun review film. Tapi
itu tetap tidak membuat gue lolos dari jebakan twist film ini. Gila sih.
Jadi awalnya film ini
dibuka dengan membuat penonton berasumsi bahwa film ini adalah film tentang
pembuatan film zombie yang syutingnya di gedung tua, dan tiba-tiba muncul
zombie asli, akhirnya film itu jadi makin kacau dan seru.
Itu adalah layer
pertama film.
Gila sih ini, gue
ngetiknya keingetan filmnya, jadi merinding-merinding disko dikit. Hahay
#lebayanjir
Lalu layer pertama
film itu berakhir, ada credit scene seperti film-film biasanya. Terus.
Waktu mundur ke
sebulan yang lalu. Kemudian inilah yang gue sebut layer kedua film.
Jadi ternyata ada
seorang sutradara yang diminta oleh produser untuk membuat film dengan gebrakan
baru. Gebrakan pertama adalah film ini adalah film yang ditayangan live
streaming. Dan gebrakan kedua adalah film ini akan dilakukan dengan teknik one cut alias, gak ada jeda. Shoot terus
sampai mampus (?).
Si sutradara itu
pertama mengira bercanda. Eh ternyata bener.
Dalam project
pembuatan film “One Cut of the Dead” ini banyak menemui kendala. Seperti
konflik sutradara dan aktor tentang konsep zombie. Meeting film yang terganggu dengan bayi milik salah satu aktris
yang menangis terus. Juga ada konflik utama dalam film ini, yaitu konflik ayah
dan anak.
Gila sih ini. Film
yang berpremis “Seorang ayah yang sangat ingin menjadi tokoh yang dibanggakan
oleh anak perempuannya dengan cara menyelesaikan project film tetapi banyak
hambatan ketika syuting.” dikemas menjadi film zombie dan komedi.
Selain cerita yang
syahdu. Komedinya juga rapih banget. Layer pertama film tadi mungkin bisa
disebut sebagai setup. Lalu pada
layer kedua mulailah reveal scene tentang
pembuatan film zombie yang sebelumnya dan menjadi multiple punchline yang paraaaah.
Gila gue ngakak mulu
gak berhenti ketika satu scene terjadi, terus gue inget ke film layer pertama
sebelumnya. Terus cuma bisa bilang.
“ANJIR TERNYATA BEGITU
HAHAHA”
Baiklah, tidak heran
film ini menuai banyak pujian. Bahkan Rotten
Tomatoes memberikannya nilai 100%. Film yang seru, anti-mainstream, dan sangat menerapkan
prinsip komedi dan penulisan skenario yang syahdu. Nyesel gue nonton di situs bajakan. Kalau nanti ada bluraynya. Gua harus beli nih.
Ah pengen bikin film kayak
gitu (sepik doang, nulis aja males).
Sekian.
Salam Crispy.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Garing kan? Yuk, kata - katain si penjual krispi biar dia males nulis garing lagi. Silahkan isi di kolom komentar.