21 Des 2018

Note Crispy - Nonton Film "One Cut of The Dead"

Belum lama ini ada pekan festival film-film Jepang di berbagai kota di Indonesia. Salah satunya di Jakarta. Memutarkan film-film jepang yang mantap. Tapi tentu tidak ada film yang beraktorkan Kakek Sugiono ya.

Dari beberapa film yang diputar. Ada dua yang membuat gue tertarik. Pertama yang berjudul “I want eat your pancreas” atau bahasa jepangnya Kimi no Suizou wo Tabetai. Sebuah film anime yang setelah gue baca sinopsisnya sih mungkin ceritanya sejenis dengan Ano Hana, KimiUso, Isshukan Friend, dan anime yang membuat gue menghabiskan tisu (untuk mengelap air mata, FYI). Gue mau nonton film ini di bioskop, tapi sampai sekarang belum juga. Oke nanti nonton di bioskopkeren aja (jangan ditiru, ini hanya dilakukan oleh anak kosan).

Film kedua yang gue mau nonton berjudul “One Cut of The Dead”. Awalnya gue cuma tahu dari gambar posternya aja. Bernuansa film-film zombie gitu. Lalu gue dengar dari beberapa teman, katanya seru. Juga dari akun-akun review film di internet, ditambah lagi dari akun-akun praktisi perfilman Indonesia yang gue ikuti media sosialnya. Jadilah gue semakin ingin nonton.

Tapi apa daya, kemalasan gue untuk jalan ke Grand Indonesia buat nonton di CGVnya (cuma ada disitu, di Jakarta), membuat gue sampai sekarang (eh kemarin sih) belum nonton juga.

Jadi.

Gue.

Nonton di bioskopkeren deh. (Jangan ditiru, lagi-lagi saya ingatkan ini jangan ditiru)

Tadi pagi gue nonton film ini di kantor. Durasi dari film ini sekitar 90 menit. Jadi kira-kira gue bisa menonton film ini sepotong-sepotong sambil mengerjakan kerjaan.

Eh tapi gara-gara filmnya seru dan kocak parah. Gue jadi keasikan nonton. (jangan ditiru juga ya).
Jadi begini filmnya. SPOILER ALERT.

Awal gue nonton film ini sebenarnya gue sudah dapet spoiler dari medsos atau akun review film. Tapi itu tetap tidak membuat gue lolos dari jebakan twist film ini. Gila sih.

Jadi awalnya film ini dibuka dengan membuat penonton berasumsi bahwa film ini adalah film tentang pembuatan film zombie yang syutingnya di gedung tua, dan tiba-tiba muncul zombie asli, akhirnya film itu jadi makin kacau dan seru.

Itu adalah layer pertama film.

Gila sih ini, gue ngetiknya keingetan filmnya, jadi merinding-merinding disko dikit. Hahay #lebayanjir

Lalu layer pertama film itu berakhir, ada credit scene seperti film-film biasanya. Terus.

Waktu mundur ke sebulan yang lalu. Kemudian inilah yang gue sebut layer kedua film.

Jadi ternyata ada seorang sutradara yang diminta oleh produser untuk membuat film dengan gebrakan baru. Gebrakan pertama adalah film ini adalah film yang ditayangan live streaming. Dan gebrakan kedua adalah film ini akan dilakukan dengan teknik one cut alias, gak ada jeda. Shoot terus sampai mampus (?).

Si sutradara itu pertama mengira bercanda. Eh ternyata bener.

Dalam project pembuatan film “One Cut of the Dead” ini banyak menemui kendala. Seperti konflik sutradara dan aktor tentang konsep zombie. Meeting film yang terganggu dengan bayi milik salah satu aktris yang menangis terus. Juga ada konflik utama dalam film ini, yaitu konflik ayah dan anak.

Gila sih ini. Film yang berpremis “Seorang ayah yang sangat ingin menjadi tokoh yang dibanggakan oleh anak perempuannya dengan cara menyelesaikan project film tetapi banyak hambatan ketika syuting.” dikemas menjadi film zombie dan komedi.

Selain cerita yang syahdu. Komedinya juga rapih banget. Layer pertama film tadi mungkin bisa disebut sebagai setup. Lalu pada layer kedua mulailah reveal scene tentang pembuatan film zombie yang sebelumnya dan menjadi multiple punchline yang paraaaah.

Gila gue ngakak mulu gak berhenti ketika satu scene terjadi, terus gue inget ke film layer pertama sebelumnya. Terus cuma bisa bilang.

“ANJIR TERNYATA BEGITU HAHAHA”

Baiklah, tidak heran film ini menuai banyak pujian. Bahkan Rotten Tomatoes memberikannya nilai 100%. Film yang seru, anti-mainstream­, dan sangat menerapkan prinsip komedi dan penulisan skenario yang syahdu. Nyesel gue nonton di situs bajakan. Kalau nanti ada bluraynya. Gua harus beli nih.

Ah pengen bikin film kayak gitu (sepik doang, nulis aja males).

Sekian.

Salam Crispy.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Garing kan? Yuk, kata - katain si penjual krispi biar dia males nulis garing lagi. Silahkan isi di kolom komentar.

Penikmat Crispy

Pemakan Crispy

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...