Gue beruntung kerja di Jakarta bagian pinggiran. Pinggiran tidak selalu
buruk. Pinggiran beda dengan terpinggir. Tapi karena kata “pinggiran” sudah
terlanjur tidak enak di dengar. Mari kita pakai kata “pojokan” saja. Eh, pojok
juga gak enak ya. Suka dijadiin tempat pacaran (?)
Dulu waktu pertama kali kerja, gue diantar keluarga buat naruh barang di
mess. Dan bokap gue sepertinya bingung karena kantor yang gue tuju tempatnya
bukan di jalan besar. Bokap mungkin membayangkan gue kerja di sebuah gedung pencakar
langit yang ada di kawasan sudirman. Terus mess gue ada di puncak menara, deket
penangkal petir.
“Ini mana perusahaannya? kok kayak daerah perumahan?” tanya Bokap.
“Ya. Emang disini.”
Setelah beberapa tahun gue kerja di tempat ini. Gue merasa nyaman
bekerja di tempat ini. Selain kerjaan yang gue suka, gue juga dapat mess yang
nyaman dan jarak kantor ke mess bisa jalan kaki. Tapi gue lebih sering naik
motor sih. Emang dasar pemalas.
Tadi malam gue merasakan macet yang cukup menyiksa di jalan Gatot Subroto.
Dari halte busway Pancoran Barat ke Cikokol Stasiun Cawang aja sampai satu jam.
Gila.
Ini semua karena anak sekolah sudah pada masuk (lho?). Iya, saat anak
sekolah tidak ada yang masuk. Jalanan jadi lancar. Ini karena anak – anak
sekolah di Jakarta itu rata – rata diantar ke sekolah. Satu anak, satu mobil
atau motor. Buset dah.
Gue dulu sekolah satu mobil ada banyak anak sekolah. Soalnya gue naik
bis umum.
Udah segitu dulu untuk hari ini. Ngantuk nih.
Salam Crispy.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Garing kan? Yuk, kata - katain si penjual krispi biar dia males nulis garing lagi. Silahkan isi di kolom komentar.